Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Inspiratif: Ini KISAH NYATA, Mohon Dibaca Pelan-pelan Sampai Rampung

BacaIntisari - Bismillahir-Rahmaanir-Rahim... Agnes adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Agnes dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan, “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”

Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana layaknya orang beragama Islam. Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Agnes. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.

Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Agnes beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang. Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.


Di lingkungan barunya, Agnes terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung, Bandung.

Karena Ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik. Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang ‘disulap’ menjadi tempat ibadah (Gereja,red).

Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibundanya Martono ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya. Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.

Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Agnes masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.

Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan. Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Agnes ihwal permintaan putra bungsunya itu.

Namun, Agnes tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.

Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak.

Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa.”

“Papah, hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya,” lanjutnya.

Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan. Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.

Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”

“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono.

“Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.

Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar ‘bisikan’ yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung. Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.

Tak lama setelah itu ‘bisikan’ kedua terdengar, bahwa setelah adzan Maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta. Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup adzan Maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.

Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Agnes yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata, “Mah saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.”

Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.

Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan. Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.
Sepeninggal Rio ...

Sepeninggal anaknya, Agnes sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil. Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.”

Pada saat itu juga Agnes langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu, ”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah.

Saat itu Agnes menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?”
“Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.

Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Agnes meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000.

Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun. Hal ini diartikan Agnes sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.

Singkat cerita, di tanah suci, Mekkah, Mbok Atik menghubungi Agnes via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Mekkah ia bermimpi bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan dalam mimpinya, “Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”

Namun, pesan itu tak lantas membuat Agnes tenang. Bahkan Agnes mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.

Satu malam saat tertidur, Agnes dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Alquran surat Yunus!”. Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya. Bahkan setelah mendapatkan Al Quran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Agnes tetap tak mendapat jawaban.

“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai. Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap, “Astaghfirullah…”

Tak lama kemudian, akhirnya Agnes menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49: “Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.

Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Agnes berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku. Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah, terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.

Setelah memeluk Islam, Agnes secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Agnes selalu menolak dengan berbagai alasan.

Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Agnes, tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.

“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono.

“Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Agnes lirih.

Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun.

Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam ...

Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan. Satu hari, 17 Agustus 2000, Agnes mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba adzan yang diadakan panitia Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal.

Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung. Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.

Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Agnes, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya.

Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia. Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.

Usai lomba Agnes dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Agnes terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu. Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat.

Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.”

Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.

Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat. Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. Insya Allah.\\\


sumber : lampuislam.id

Terlahir Sehat, Ibunya Bingung Bayinya Tak Henti-Hentinya Menyusu, Saat Diperiksa Dokter Hasilnya Bikin Si Ibu Histeris! Ternyata...

BacaIntisari - Kejadian Naas ini menimpa pasangan suami istri, Jillian dan Jarod Johnson, sebenarnya memiliki seorang putra bernama Landon sekitar 5 tahun yang lalu. Lalu mereka harus menerima kenyataan pahit sekaligus merelakan kepergian Landon, justru beberapa hari setelah Landon dilahirkan. Meski terlahir dalam kondisi sehat, Landon ternyata didiagnosa kelaparan dan meninggal akibat mengalami dehidrasi.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Jillian pun membagikan kisah pilunya kepada semua orang.


Awalnya Landon terlahir dengan berat 3.3 kilogram. Namun saat lahir, Landon harus menjalani perawatan medis intensif karena terlahir melalui proses sesar. Meski begitu, kondisi Landon dinyatakan sempat dinyatakan sehat dan kedua orangtuanya sudah tak sabar untuk membawanya pulang. Jillian juga diberitahu dokter agar memberikan ASI eksklusif kepada Landon karena ASI dapat membantu progres perkembangan medis Landon.

Jillian mengatakan :
”Kecuali anda mengalami masalah atau penyakit pada payudara atau alasan medis lainnya, menurutku bayi sebenarnya lebih baik diberi ASI, kecuali dengan persyaratan khusus dari dokter.”

Namun, setiap menyusui Landon, Jillian menyadari kalau Landon tak mau berhenti untuk disusui, bahkan sampai tak  mau berhenti 4 jam lamanya. Tak hanya itu, Landon bahkan kerap menangis, meski telah diberi ASI.jillian 3

Jillian menambahkan :
”Saat kutanya pada perawat kenapa Landon selalu ingin disusui, aku diberitahu kalau Landon mungkin mengalami ’Cluster Feeding’.” (Kondisi yang terjadi  saat bayi merasa ingin selalu diberi ASI selama periode waktu tertentu.)

”Aku ingat pernah mempelajari soal ini di beberapa kelas kesehatan yang aku ikuti, dan karena aku baru pertama kali menjadi ibu, aku yakin dokter dan perawat akan membantuku, terlebih karena aku harus menjalani perawatan intensif karena operasi sesar dan juga Landon merupakan anak pertamaku,” ujar Jillian melanjutkan.

”Tapi aku salah. Aku sadar kalau akulah yang harus menjadi penyelamat bagi anakku.”

Pada hari ketiga setelah melahirkan landon, ibu dan anak ini akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Namun Jillian dan suaminya menyadari kalau Landon kehilangan 9.7% dari berat badannya. Ditambah lagi, Jillian tak diberikan petunjuk untuk pemberian suplemen menyusui dari tim medis, yang membuat kondisi Landon justru semakin parah.

Tanpa keduanya ketahui, 12 jam kemudian, Landon mengalami gagal jantung yang disebabkan oleh dehidrasi. Tragisnya, Landon meninggal dunia 15 hari setelah harus bertahan hidup menggunakan bantuan alat medis. Usai didiagnosa, Landon diketahui mengalami luka yang menyebar di otaknya akibat rendahnya tekanan darah dari dehidrasi dan gagal jantung.

Jillian pun juga tak tahu kalau bayinya kelaparan karena Jillian ternyata tak memproduksi cukup ASI. Melalui tulisan di dunia maya, Jillian menulis dengan pilu:

”Saat putraku harus bertahan hidup menggunakan bantuan alat medis, ada yang menyarankan kalau sebenarnya ASI itu baik, tapi harus diikuti dengan pemberian susu formula juga.”

”Dengan cara ini kau bisa tahu apakah bayimu cukup nutrisi atau tidak.... Andai aku bisa kembali ke masa lalu, putraku pasti bisa kuselamatkan.”

”Aku harap, dengan berbagi cerita ini, kami bisa menyadari kalau kami bisa membantu keluarga lain kehilangan anaknya dari kasus yang sebenarnya 100% bisa dicegah.”


Sumber : palembang.tribunnews.com

Istriku Mencuri Uang 50 Juta Untuk Biaya Berobat Pembantu, Mendengarnya Aku Langsung Menamparnya dan Berkata : "Ambil Uangku 250 Juta Lagi!".. Yang Terjadi Selanjutnya...

BacaIntisari - Saya Jack, saya bekerja di perusahaan milik keluarga saya. Sedangkan istri saya, Vani, lebih muda 6 tahun dari saya. Buat saya dia adalah wanita yang cantik dan lemah lembut. Ketika kami menikah, saya tidak membiarkan dia untuk pergi berkerja lagi.

Vani adalah seorang anak yatim piatu yang sudah ditinggal kedua orangtuanya ketika kecil. Lalu dibesarkan dan dibiayai oleh keluarga pamannya. Waktu SMA kami satu sekolah dan saya jatuh cinta padanya. Mendengar latar belakang kehidupannya yang begitu pahit, membuatku ikutan prihatin dan berkomitmen untuk membantu mencukupi kehidupannya. Akhirnya saya bisa membuktikannya sampai kami menikah.


Setelah Vani melahirkan, ia meminta ijin pada saya untuk mempekerjakan seorang suster yang bisa membantu mengurus anak kami. Saya mengiyakan dan Bibi Ida (suster) mulai tinggal bersama di rumah kami.

Bibi Ida memperlakukan istri dan anak saya dengan sangat baik, pekerjaan rumah juga bersih dengan cepat, sehingga kehadiran Bibi Ida sungguh berkesan dan membantu kami. Kemampuan Bibi Ida dalam mengasuh anakku terlihat lebih baik daripada istriku. Wajar namanya juga mama baru.

Bibi Ida sungguh membuatku tenang dan tidak kuatir saat aku pergi kerja, karena terlihat Bibi Ida bisa memperlakukan anakku seperti cucunya sendiri dan istriku seperti anaknya. Gaji Bibi Ida tidak seberapa, 2 juta per bulannya, oleh karena kerjanya yang bagus saya ingin diskusi kepada Vani untuk menaikkan gajinya.

Suatu hari tidak disangka Bibi Ida tiba-tiba terjatuh saat mengepel rumah. Kami pun panik dan langsung membawanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa ternyata Bibi Ida terkena serangan jantung. Saya pun awalnya bersedia menanggung biaya pemeriksaanya. Istriku juga terlihat sangat tertekan, setiap hari menemani Ida di rumah sakit, itu karena Vani sudah memperlakukan Ida seperti ibunya sendiri.

Tapi dokter mengatakan bahwa Bibi Ida harus dioperasi, dan biayanya sebesar 300 juta. Mendengar dokter bilang demikian saya pun ragu, meski dia telah sangat baik pada keluargaku, tapi bagaimana pun dia hanyalah seorang suster. Sempat saya berpikir hendak memecatnya saja dari pekerjaan ini, tapi istri saya langsung marah dan menuduh saya tidak punya hati nurani.

Di tengah kepanikan tersebut saya coba mengecek sisa uang di tabungan, dan saya tersentak karena uang saya hilang 50 jutaan. Saya segera hubungi Vani, dan ia mengaku telah meminjamnya untuk pakai biaya berobat Bibi Ida. Lantas saya dan Vani bertengkar hebat "kenapa sekarang kamu jadi kurang ajar? Ambil uang yang bukan punya kamu, ijin saja tidak! Bahkan dipakai untuk seseorang yang bukan keluarga kita!"

Lalu Vani membalasnya dengan perkataan yang bikin air mataku menetes "Maafkan aku Jack selama ini menutupinya darimu. Tapi Bibi Ida adalah ibu kandungku! Ijinkan aku untuk membiarkannya hidup lebih lama bersamaku"

Sambil tidak percaya saya memarahinya "Anak macam apa kamu menjadikan ibu kandungmu seperti pembantu begitu? Kamu lebih kejam, kamu tidak punya hati nurani!"

"Ini aku lakukan semua demi kamu, Jack! Aku takut kamu malu karena ibuku seorang janda misikin yang tinggal di desa, makanya aku bohong.  Ibuku pun rela demi aku bisa nikah dengan kamu" tegas Vani.

Langsung saya reflek menampar istri saya, walaupun dalam hati saya tidak tega melakukannya,tapi saya sudah terlalu kecewa berat. Setelah itu saya menarik dia masuk ke ruangan Bibi Ida dan berlutut di depan ranjangnya

"Ma, cepet sembuh ya, aku sudah tau semuanya. Ijinkan kami berbakti kepadamu layaknya seorang anak" ucap Jack

"Vani, ini ada kartu kredit di dalamnya ada 250 jutaan, pakai uang ini untuk menyembuhkan ibu, kalau kurang bilang aku lagi" ucap Jack pada Vani.

Saya melihat Ibu Ida meneteskan air mata, saya tau itu adalah air mata kebahagiaan. Sudah cukup selama ini dia akting jadi suster bekerja melayani kami. Sekarang gantian waktunya saya dan Vani yang melayaninya.


Sumber : lookforward | cerpen.co.id

Karma! Karena Dihasut Mertuanya Ia Dicerai Saat Sedang Hamil 3 Bulan, 3 Tahun Kemudian..

BacaIntisari - Begitu sedih kisah ini, ketika hamil tiga bulan wanita ini diceraikan suaminya. Alasanya pun bikin lirih, karena perbuatan mertua. Dikutip dari Thereporter, cerita nyata ini terjadi di Malaysia. Begini ceritanya..

Saya ingin membagikan cerita tentang mak mertua saya. Sebelum ini saya berstatus janda anak dua. Dulu saya bercerai dan kebanyakan penyebabnya dari mertua. Mantan suami saya anak bungsu, dari cerita zaman dia bujang memang dia cukup perhatian kepada maknya. Apa yang dia inginkan, kalau bapak tak memberi, mak suami saya akan usahakan memenuhi keinginan suami saya.

Saat itu awal pernikahan kami. Mak suami saya jatuh sakit yang membuatnya tak bisa bergerak. Karena itu, suami saya minta saya berhenti kerja dan fokus menjaga ibunya. Awalnya saya menolak karena saya memikirkan masa depan dan utang bank. Tapi dari waktu kewaktu akhirnya saya hanya bisa mengalah, sebab sebagai menantu saya harus juga menyayangi keluarga suami saya. keluarga itu.


Saya merawat mak mertua saya, dari awal dia tidak bisa bergerak karena sakitnya hingga dapat sembuh. Singkat cerita, ketika ibu suami saya sembuh, dia seolah-olah melupakan jasa saya. Dia banyak menyanjung menantu yang lain karena menantu itu selalu memberikan tas tangan, ajak berjalan, pergi karaoke. Saya awalnya tak sedih, tapi lama-lama hati saya juga sakit karena hal itu.

Apalagi, saya memang tidak bisa memberikan apa-apa karena saya tak kerja lagi dan suami memberikan tanggung jawab merawat orang tuanya. Banyak lagi hal yang membuat mertua saya menghardik dan membandingkan dengan menantu lain. Tapi itu semua saya pendam sendiri. 

Apalagi saat itu belum ada teknologi pesan seperti saat ini. Satu hari itu saya pergi ke kampung mertua. Waktu saya melewati kamar mertua, saya mendengar perckapan mertua saya dengn anaknya. Memang tak begitu jelas, tapi yang saya dengar dia kembali menghardik saya.

"Ada tu ha, tengah tengok tv. Bla .. bla .. bla .. Dah tahu utang banyak, tak mau kerja. Malas sekali, bahkan tak pernah belikan mak apa-apa," ucap mertua saya

Dari situlah sifat dendam saya membuncah. Dari awalnya saya tak pernah benci atau marah, sejak saat itu pikiran saya terganggu. Saya bertekad kembali bekerja, saya bicarakan ke suami yang sayangnya tak memberi izin untuk itu. Saya tak ingin dianggap benalu, dan sejak saat itu saya sering bertengkar dengan suami bahkan untuk hal kecil.

Makin lama, mungkin suami sudah tidak tahan dengan sikap saya, dia memarahi saya dengan kata-kata kasar karena saya ingin bekerja. Dengar rasa terlalu marah macam dirasuk setan, saya bertengkar habis-habisan dengan suami, sampai dia memukul muka saya dan mengucapkan talak ketika saya hamil anak kedua di usia 3 bulan.

Sejak itu, saya hidup menjanda selama tiga tahun. Keinginan untuk kembali bersuami ada tapi saya sedikit trauma. Tapi sayang, Rata-rata pria yang saya kenal semuanya masih memiliki ibu yang membuat saya takut. Rasa fobia yang masih menebal, saya sanggup putus hubungan meskipun saya dah suka dengan pria itu. Tak putus-putus saya berdoa agar mendapatkan jodoh yang saya inginkan.

3 tahun kemudian

Berjalanya waktu saya mengenal suami baru saya dan saya tahu dia masih ada ibu. Tapi tak tahulah, instinct saya kuat untuk mengenal dan lebih jauh melangkah dengan suami sekarang. Singkat cerita, kami menikah dan suami memisahkan saya dengan mak dia sebab dia ingin fobia saya tidak muncul kembali. Hampir setahun suami tak membawa saya pulang kerumahnya, dan mertua kamipun tak mengunjungi kami.

Akhirnya saya sendiri ajak mertua datang ke rumah kami yang kebetulan didekat rumah kami ada rumah keluar suami saya. Seminggu mertua berada di rumah kami, mungkin dia tak nyaman dengan pelayanan saya. Karena jujur saja saya masih trauma. Tapi anehnya, mak mertua mulai cerita kisah lama dia dan bagaimana dia juga pernah dibenci oleh mak mertua.

Cerita dia lebih kurang sama dengan saya, bedanya dia tidak sampai bercerai. Jadi, dari situlah saya mulai nyaman dengan ibu suami saya yang sekarang. Rupanya mak mertua saya dah tahu sedikit cerita saya, sebab itu dia tidak membesarkan pelayanan saya yang kurang kepadanya. Malam itu kami sama-sama berlinangan air mata mengenang kisah lama dan dosa saya pada dia. Dia cuma pesan pada saya.

"Bila tua nanti dan ada menantu, jangan buat menantu sakit hati. Sebab nanti kita pun akan terasa hati dengan sikap menantu. Jangankan kata menantu, anak kita sendiri pun bisa menyakiti kita, kan? Lagi pula anak sendiri ada suaranya keras dengan kita. Kalau dah mulai sakit hati dengan menantu, cepat-cepat jauhkan jarak sehingga yang busuk itu tak menjadi lebih busuk. Mak cukup takut membuat menantu sakit, sebab mak pernah merasakan," ujar mertua saya yang membuat saya menangis terenyu

Sejak dari itulah saya dengan mak mertua makin akrab. Alhamdulillah.


Sumber : palembang.tribunnews.com

Ibu Ini Menjadi Pembantu di Keluarga Kaya, Menyuruh Anak Majikannya Makan di Kamar Mandi. Saat Majikannya Tahu, Hal Tak Terduga Dilakukan Sang Majikan!!

BacaIntisari - Seorang hartawan mengundang pembantu wanitanya untuk menghadiri jamuan makan malam bersama di rumah mewahnya, ia juga berpesan pada pemebantu itu agar sekalian mengajak anaknya. Tapi tak disangka, karena wanita pembantu itu merasa dirinya tidak pantas makan bersama dengan orang-orang kalangan atas, justru membawa perubahan besar pada anaknya sejak itu…

Ada seorang ibu muda yang merupakan orangtua tunggal yang membesarkan anaknya, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah orang yang kaya raya. Dia kerja di rumah tersebut dari pagi hingga petang hari dan pulang di malam hari, melewati hari-hari bersama dengan putranya yang berusia 4 tahun. Setelah tuannya tahu kondisinya, sang tuan mengosongkan satu kamar untuknya dan anaknya.


“Bawalah putramu ke sini, mulai hari ini kalian tinggal disini saja,” kata tuannya.

Tapi si pembantu menolak dengan sopan, “terima kasih tuan, tidak tuan, saya tidak mau merepotkan keluarga tuan.” Mendengar penolakannya, sang tuan pun tidak memaksanya, dan hal itu pun berlalu. Sebenarnya si pembantu khawatir perbedaan si miskin dan si kaya yang mencolok akan berpengaruh pada anaknya.

Pembantu juga mempertimbangkan satu hal, rumah majikannya sangat besar, ada banyak kamar, kamar mandi saja ada puluhan.Bahkan kamar mandi paling kecilnya jauh lebih besar dari rumahnya sendiri. Ia khawatir putranya yang baru berusia empat tahun akan merasakan perbedaan yang sangat besar bila ikut tinggal di dalamnya, dan ini akan mempengaruhi perkembangannya nanti.

Suatu hari, majikannya akan mengadakan pesta di rumah, banyak sekali tamu yang diundang, hingga kekurangan pekerja untuk melayani. Akhirnya ia meminta si pembantu, memintanya untuk pulang agak telat malam itu. Pembantunya mengiyakan, hanya saja ia khawatir dengan anaknya yang akan merasa takut sendirian tanpanya di malam hari.

Mengetahui hal itu, majikannya menyuruhnya menjemput anaknya ke rumahnya, dan makan bersama dengan para tamu. Saat si pembantu menjemput putranya, tamu undangan pun sudah datang, ia pun masuk lewat pintu samping dan menyembunyikan anaknya di suatu kamar mandi yang tidak begitu diperhatikan majikannya.

Kemudian ia mengambil piring di dapur dan menyajikan sosis dan roti yang sengaja dibelinya untuk putranya saat perjalanan pulang tadi. Anaknya ini tidak pernah masuk ke ruangan semewah ini, ia tidak tahu apa itu closet. Tidak paham dengan pajangan warna-warni yang ditaruh di atas wastafel marmer, tampak mewah dan gemerlap, aroma di ruangan itu membuatnya bukan main senangnya!

Si pembantu mengatakan kepada anaknya, ibu mengajakmu ke pesta ini, tapi kamu tidak boleh makan dan duduk bersama dengan orang-orang dewasa di sana, karena kamu masih kecil.

”Ini adalah ruangan yang secara khusus disiapkan majikan untukmu, karena kamu adalah tamu istimewa,” kata si pembantu kepada anaknya.Anaknya ini bermaksud meletakkan piringnya ke atas wastafel, tapi karena tubuhnya yang terlalu mungil, dan wastafel itu terlalu tinggi baginya, akhirnya ia meletakkannya di atas dudukan closet, dan ia duduk di atas lantai marmer kamar mandi yang indah itu.

Ia makan sambil bernyanyi, ia menikmati hidangan lezat yang jarang sekali bisa dinikmatinya. Tak lama kemudian, karena majikannya tidak melihat anak itu di ruang jamuan yang mewah, ia pun bertanya pada si pembantu. Tapi si pembantu tampak gugup dan tergagap menjawabnya : “Ehm,…eh….ehmmm…dari tadi saya sibuk, jadi tidak memperhatikannya…mungkin…atau.. barangkali ia sedang bermain sendiri di taman….”

Sang majikan sepertinya mengerti sesuatu…ia meninggalkan ruang utama pesta, mencari anak ini dimana-mana..hingga akhirnya menemukan anak itu…di kamar mandi sambil bernyanyi di toilet. Sang majikan terkejut bukan main dan bertanya: “Kenapa kamu makan di sini? Tahukah kamu tempat apa ini?”

Akhirnya..tak disangka, hal yang terjadi selanjutnya membuat semua tamu terkejut.. Melihat maksud baik sang ibu dan kepolosan anak itu …

Jawab si anak : “Kata ibuku, ini adalah ruangan yang khusus disiapkan tuan rumah untukku, sosis hari ini enak sekali, sudah lama saya tidak menikmati sosis seenak ini. Oh ya, siapakah Anda? Saya tidak mungkin bisa menghabiskan sosis seenak ini sendirian, maukah Anda menemaniku menikmati hidangan lezat ini?”

Tuan rumah menganggukkan kepalanya sambil menahan linangan air mata, ia tersenyum ceria di hadapan anak itu, dan dia pun tak perlu bertanya lebih lanjut lagi. Sang tuan rumah kemudian memutuskan makan bersama anak itu. Dan detik itu juga, ia teringat akan pengalaman yang dilalui bersama orangtuanya saat datang ke New York.

Ketika itu, mereka sangat miskin, dan pernah mengalami masa-masa yang sangat getir. Sang tuan rumah lalu kembali ke ruang utama pesta dan mengumumkan kepada para tamu undangannya, bahwa ia harus menemani seorang tamu spesial, sehingga tidak bisa berpesta bersama-sama dengan mereka. Setelah selesai bicara, ia membawa piring yang penuh dengan makanan kesukaan anak itu ke dalam kamar mandi.

Sang tuan meniru cara makan si bocah, ia letakkan di atas dudukan closet, duduk di lantai bersama dengan anak ini dan berkata : “Sayang sekali bila makanan seenak dan ruangan senyaman ini hanya dinikmatimu seorang diri…ayo, kita nikmati bersama.” Tuan rumah dan bocah itu makan bersama sambil bernyanyi, mereka juga mengobrol tentang banyak hal. 

Tuannya meyakinkan anak berusia 4 tahun ini , bahwa ibunya adalah orang yang paling rajin dan tabah di dunia, ibu yang paling hebat! Ia bukan saja harus bangga terhadap ibunya, tapi, setelah beranjak dewasa pun juga harus berbakti kepadanya. Dan sampai detik ini, si bocah belum tahu kalau ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga.

Tuan rumah tidak kembali lagi ke ruang pesta setelah mengambil dua piring penuh makanan, tamu-tamunya yang merasa heran lalu mencarinya. Dan ternyata sang tuan rumah sedang duduk di lantai bersama dengan anak itu, mereka duduk di atas lantai sambil makan, terlihat seperti ayah dan anak yang sedang berkumpul.

Para tamunya yang merupakan kalangan jetset yang melihat pemandangan itu pun terkejut. Mereka pun ikut masuk dan duduk di dalam, hingga kamar mandi menjadi penuh. Mereka bersama-sama bernyanyi untuk anak itu, sebagai ungkapan doa baginya, dan hal ini membuat si anak yakin bahwa ibunya adalah sosok orang yang patut dihormati, dan ia sendiri adalah anak yang paling bahagia di dunia!

Beberapa tahun kemudian, setelah anak itu tumbuh dewasa, bukan saja telah memiliki bidang usaha sendiri, tapi ia juga membeli rumah yang memiliki banyak kamar mandi di dalamnya. Setelah terjun ke masyarakat, ia memberi sumbangan tanpa nama kepada fakir miskin setiap tahun, dan ia juga tidak pernah menerima wawancara atau mempublikasikannya ke media masa.

Dia mengatakan kepada teman-temannya yang tidak mengerti :
“Saya tidak akan pernah lupa, pada suatu hari beberapa tahun yang lalu, ada seorang hartawan dan banyak orang-orang dari kalangan jetset telah melindungi harga diri seorang bocah usia empat tahun dengan ketulusan dan hati nurani mereka.”

Memberi jauh lebih membahagiakan daripada menerima. Benar-benar tersentuh dengan tindakan hartawan itu, ia rela melepaskan figurnya sebagai sosok yang dihormati demi melindungi harkat diri anak itu. Yang membuat seseorang dihormati bukan karena kaya atau tidak, tapi rela berkorban untuk orang lain.

Sekeping hati yang tulus menunjukkan perhatian dan memikirkan perasaan anak-anak, bisa mengubah nasib dan masa depan anak itu, dan membuat orang-orang bisa melihat sisi indah dari sifat manusia.(jhn/yant)


Sumber : ptt01.cc | erabaru.net

Kasian! 3 Tahun Tak Menstruasi usai Pakai KB Suntik, Wanita Malang Ini Harus Dioperasi Karena Hal Mengerikan. Parahnya Lagi Sampai Ia Tak Bisa Lagi Hamil Loh..

BacaIntisari - Kisah mengharukan sekaligus bisa menjadi pelajaran buat para wanita yang akan memilih program Keluarga Berencana (KB). Jangan sampai apa yang terjadi pada wanita dengan nama akun Facebook Mey Erlyn terjadi lagi. Ia menceritakan pengalaman buruknya melalui sebuah tulisan yang diunggahnya ke Facebook, Jumat (1/9/2017).

Awalnya saat ia bingung memilih KB apa yang bugus untuknya, dokter menyarankan untuk KB suntik 3 bulan. Apalagi posisinya saat itu sedang menyusui anak pertamanya. Tak terjadi apa-apa saat dirinya sudah menggunakan KB suntik 3 bulan, hanya saja yang dialami, ia tidak menstruasi/haid.

Tak merasa khawatir atau takut karena memang kebanyakan orang mengalami hal demikian. Lalu selang beberapa tahun saat usia anaknya sudah 3 tahun, ia ingin menambah momongan. KB suntik 3 bulanan itu pun ia hentikan, tepatnya pada bulan Februari 2017.


Hanya saja setelah dihentikan, dirinya merasa ada yang janggal karena tidak kunjung menstruasi. Hal itu pun terjadi hingga 8 bulan setelah berhenti KB. Ditambah ia merasakan sakit di bagian bawah perut serta mengalami keputihan yang sebelumnya tidak terjadi saat masih pakai KB suntik.

Pun ia memeriksakan kesehatannya ke dokter kandungan agar diketahui apa penyebabnya. Dokter akhirnya menyarankan untuk USG. Betapa terkejutnya saat melihat hasilnya yang ternyata ada pembekakan di dalam rahimnya.

Rahimnya terinveksi karena menurut dokter darah kotor tidak keluat selama 3 tahun lebih. Sehingga dirinya disarankan operasi untuk membersihkan rahimnya jika ingin hamil lagi. Berikut ini kisah selengkapnya yang dituliskan di Facebook.

"KISAH NYATA 
(Saya sendiri yang mengalami )
BAHAYA KB SUNTIK 3 BULAN TIDAK HAID

Untuk perempuan2 di luar sana yg belum mengalami apa yg sy rasakan mohon lebih hati2 memilih kb yg akan dipakai jika setelah melahirkan.
Saya seorang ibu mempunyai anak 1, saya melahirkan secara ceasar pada bulan MEI 2014.
Lalu setelah saya masa nifas habis pada bulan JUNI 2014 saya memutuskan untuk kb suntik 1 bulan. Saat itu masih normal haid sebulan sekali. 
Kemudian bulan berikutnya saya pergi ke bidan lagi untuk kb, tapi bidan menyarankan untuk kb suntik 3 bulan. Karena saya sedang menyusui . sebab kb suntik 3 bulan yg bagus untuk ibu menyusui.
Waktu demi waktu berlalu setiap 3 bulan sekali saya kb suntik tidak haid sama sekali hingga anak saya umur 3 tahun .
Lalu saya berencana ingin menambah momongan.
Dan pada awal bulan FEBRUARI 2017 saya lepas kb suntik. 
Hingga sebulan berlalu saya belum haid juga, mungkin dampak dari kb suntik jadi hormon belum stabil . sy masih cuek karna banyak yg bilang kalau kb suntik 3 bulan yg gk haid lama mengembalikan masa suburnya.
Hingga akhir bulan AGUSTUS 2017 haid pun tak kunjung datang. Padahal kalau di hitung dari sy lepas kb bulan FEB-AGUTS udah 8 bulan. Tapi belum haid sampai sekarang.
Sudah 3 hari ini saya merasakan sakit banget bagian bawah perut dan keputihan banyak padahal saya tidak pernah keputihan selama kb suntik.
Lalu sore tadi saya memeriksakan ke dokter spesialis kandungan untuk konsultasi penyebab sakit y bagian bawah perut. 
Saat saya masuk ke ruangan dokter, dokter menanyakan beberapa pertanyaan. Berikut bercakapan saya dan dokter :
Dokter : selamat sore ? Apa yg d keluhkan bu ?
Saya : sore dok . ini dok perut saya bagian bawah sakit bget kenapa y dok . 
Dokter : menanyakan beberapa pertanyaan .
Saya : menjawab beberapa pertanyaan dr dokter 
Dokter : menyuruh saya untuk berbaring d tempat tidur untuk d periksa d usg 
Saya : saya berbaring 
Lalu perawat membuka sedikit baju saya bagian perut 
Dokter :mulai memeriksa dengan alat usg. Lalu dokter menunjukan ada pembekakan d dalam rahim saya yg terinveksi. 
Saya : kaget sedih campur aduk lah . . melihat gambar usg yg d tunjukan dokter .
Kemudian saya kembali duduk di kursi depan dokter.
Dokter berkata " harus d bersihan dulu baru d obatin "
Besok senin tgl 4 SEPTEMBER 2017 datang ke ugd y untuk melakukan tindakan medis pembersihan rahim .
Saya bertanya ke dokter :
Kenapa bisa inveksi pembekakan rahim y dok ??
Dokter menjawab :
Karena darah kotor tidak keluar selama itu 3 tahun lebih . makanya membuat bengkak rahim y . kalau kondisi ibu seperti ini gk bakalan bisa hamil .harus d bersihin dulu rahim ibu .
Dalam pikiran ya allah hanya karna KB SUNTIK saya harus melakukan operasi lagi ..='( ='( *Tear* *Tear*
Ternyata bahayanya kb suntik jika tidak haid sama sekali . 
Pembelajaran terutama buat saya ,harus lebih hati2 lagi memilih kb. 
Untuk perempun di luar sana yg belum pernah mengalami apa yg saya rasakan mohoon untuk lebih hati2 dan selektif menggunakan kb suntik . 

Mohon maaf jika ada kata2 yg mungkin salah karna kesempurnaan hanya milik allah."

Hingga kini tulisan itu pun sudah dibagikan lebih dari 18 ribu kali. Kisah yang terjadi pada wanita tersebut semacam kasus khusus, karena selama ini secara umum suntik KB sesuai prosedur dokter masih aman dilakukan.


Sumber : TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah

Ia Dibuang Karena Sumbing, 30 Tahun Kemudian Ia Sukses dan Menjadi Bos. Siapa Sangka Orang Tuanya Datang Mengakuinya. Namun Ini yang Ia Lakukan...

BacaIntisari - Li Lan adalah seorang bocah perempuan yang bernasib malang, terlahir dengan bibir sumbing, dan dibuang oleh orangtua kandungnya di pinggir jalan, cuaca yang dingin di awal musim gugur, membuat mukanya merona merah. Beruntung gadis malang itu ditemukan oleh kakakku Li Jian dan iparku, kemudian membawanya pulang.

Kak Li Jian dan iparku sudah menikah tujuh atau delapan tahun lamanya, tapi belum memiliki anak, mereka pun sangat suka ketika melihat gadis cilik yang dipungutnya itu, meski sedikit cacat. Adapun mengenai Li Lan, dia adalah anak kandung pasangan suami istri pak Zhang dari tetangga desa, pak Zhang yang sudah mempunyai seorang anak laki-laki ingin menambah satu anak lagi agar menjadi sepasang.

Namun, tak disangka, anak keduanya perempuan, dan terlahir cacat, bibirnya sumbing. Pak Zhang dan istrinya pun merenung, kalau sudah dewasa nanti, anak perempuannya ini juga tidak ada yang mau menikahinya, malah justru mungkin akan berdampak pada anak laki-lakinya nanti tidak mendapatkan isteri. Lalu mereka pun membuang anak perempuannya yang berbibir sumbing itu di pinggir jalan.


Kakak dan ipar saya membuka sebuah warung kecil, terutama menjual tahu, kehidupan sehari-hari keluarga kakakku ini termasuk lumayan nyaman, sekarang ditambah dengan satu anak perempuan, dan mereka masih sanggup merawatnya kalau hanya sekadar untuk makan sehari-hari. Namun, terkait bibir sumbingnya itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk operasinya.

Tetangganya menyarankan lebih baik anak angkatnya itu diserahkan ke yayasan kesejahteraan sosial anak, tapi mereka menolaknya. Dan sejak itu, suami-istri ini pun mulai hidup hemat, berencana membawa anak perempuannya ke rumah sakit di kota untuk operasi bibr sumbingnya…

Saat Li Lan berusia 5 atau 6 tahun, suami istri ini membawanya ke rumah sakit di kota, dan menurut dokter setempat, bibir sumbing putrinya harus dioperasi sekitar lima atau enam kali, dan secara bertahap baru bisa pulih. Pasutri ini sangat gembira mendengar kabar baik ini, meski biaya operasinya mahal, tapi mereka telah melihat harapannya di depan mata.

Waktu bergulir dengan cepat, sekejab mata Li Lan pun sudah berusia 20 tahun, ia tumbuh dengan paras yang cantik, bibirnya juga nyaris sempurna setelah beberapa kali operasi. Setelah lulus, Li Lan bekerja di sebuah perusahaan produk makanan, karena kemampuan kerjanya yang mengesankan, sehingga dengan cepat ia dipromosikan sebagai manajer, dan terlintas dalam benaknya sebuah gagasan yang cemerlang.

Sepulangnya ke rumah, Li Lan pun mendiskusikan sama orangtuanya bahwa dia ingin membuka sebuah pabrik pengolahan produk kedelai dikampung. Orangtuanya pun mendukung sepenuhnya keputusan putrinya dan ikut membantu. Pabrik pengolahan pun mulai beroperasi, dan dibawa pengelolaan Li Lan, pabrik pengolahannya berkembang dengan cepat hingga bertambah luas dan membeli peralatan baru.

Sebagai bentuk balas budi atas perawatan orangtuanya selama ini, Li Lan membangun sebuah rumah baru dua lantai, dan mobil untuk orangtua angkatnya. Segenap penduduk desa yang mendengar dan melihat itu semua merasa iri pada Li Jian dan iparku, mereka mengatakan bahwa keputusan Li Jian mengadopsi Li Lan ketika itu memang benar.

Sebenarnya orangtua Li Lan sudah menceritakan tentang dirinya saat ia berusia 15 tahun, namun, ketika itu Li Lan mengatakan bahwa dia hanya punya satu ayah dan satu bu yaitu mereka. Dan tentu saja orangtua Li Lan sangat senang mendengar kata-kata putrinya. Tahun ketiga, pabrik baru didirikan, orang-orang di sekitar desa pun bekerja di pabrik yang dibangun Li Lan.

Saat pembukaan pabrik, banyak orang yang berdatangan memberikan ucapan selamat kepada Li Lan. Dan diantara kerumunan itu tampak sepasang suami isteri menghampiri Li Lan dan orangtua angkatnya, dan tanpa basa basi lagi langsung berkata : “Xiao Lan (nama kecil Li Lan), apa kamu masih kenal sama kami ? Kami adalah orangtua kandungmu, sedangkan mereka itu bukanlah ayah-ibu kandungmu, kamilah orangtua kandungmu.

“Saat itu, kamu masih punya saudara laki-laki, karena kami tidak sanggup merawat dan membesarkanmu, jadi….kamu harus memaafkan kami ya…saat itu kami memang benar-benar terpaksa.”

Li Lan dan orangtua angkatnya terkejut mendengarnya, kemudian sambil menatap orangtua kandungnya di hadapannya itu, dengan tegas dan terbuka Li Lan berkata :

“Saya adalah anak kandung mereka! Saya Li Lan, dalam seumur hidup ini hanya punya satu ayah yaitu Li Jian, tidak ada ayah kedua ! “

“Siapa yang membuang saya ke pinggir jalan? Siapa yang merasa malu punya anak seperti saya ? Lalu siapa yang memandang saya sebagai anak kesayangannya ? “

“Siapa yang merasa takut saya hanya akan merepotkan mereka? Dan siapa yang menghabiskan seluruh harta keluarga hanya untuk mengobati saya ? “

“Saya tahu persis dan sadar akan semua ini, kalian tidak perlu mengajariku, memang kalian yang melahirkanku ke dunia ini, tapi merekalah (sambil menunjuk ke orangtua angkatnya) yang memberi saya hidup sampai detik ini! ”

Muka suami dan istri pak Zhang memerah dan diam seribu bahasa mendengar suara hati Li Lan yang tegas, kemudian Li Lan masuk ke dalam dan mengambil sebuah amplop besar kemudian diserahkan ke orangtua kandungnya. Setelah itu, Li Lan dan orangtuanya angkatnya meninggalkan mereka. Sementara itu, orangtua kandung Li Lan membuka amplop dari Li Lan, putri kandungnya, di dalam amplop terselip uang sebesar 50 juta rupiah dan secarik kertas berisi satu kalimat singkat : Terima kasih telah melahirkan saya ke dunia, dan jangan pernah bertemu lagi !(jhn/yant)


sumber : goodtimes.my | erabaru.net

Gadis Cantik yang Tinggal Di Sebelah Selalu Mengeluarkan Suara "Desahan Menggoda" Setiap Tengah Malam. Tidak Kusangka Ia Ternyata... Mukaku Langsung Merah!!

BacaIntisari - Bagi yang aktif di media sosial, pasti sudah tidak asing lagi dengan salah satu aktivitas yang dicintai segelintir umat manusia - curhat. Nggak hanya anak muda, orang dewasa pun masih kenal dengan curhat. Kalau tadinya definisi ‘curhat’ itu terbatas hanya bercerita ke teman yang dianggap dekat, sekarang definisi tersebut sudah agak bergeser.

Curhat seringkali dihubungkan dengan segala kegiatan bercerita, termasuk cerita di media sosial. Yup! Media sosial memang seringkali dijadikan ‘diary’ oleh para netizen.

Dari yang marah-marah hanya dengan mengeluarkan kata-kata kasar, sampai curhat dengan beberapa seri, semuanya ada di dunia maya. Dunia online yang tadinya fungsi menonjolnya adalah untuk menjalin komunikasi, malah jadi ajang mempertontonkan kehidupan pribadi. Ini nih, yang seringkali dilupakan oleh netizen.

Gambar Hanya Sebagai Ilustrasi

Batas antara bagian kehidupan yang perlu di-share dan yang tidak perlu di-share memang sangat tipis sekarang. Kemudahan mengakses media sosial bisa jadi salah satu penyebab timbulnya budaya curhat ini. Selain itu, media sosial juga sering digunakan untuk berbagai berbagai informasi baik berbentuk foto ataupun video.

Informasi yang dibagikan tersebut tak jarang mengundang berbagai tanggapan hingga menjadi viral di media sosial. Seperti yang dialami pria ini yang menceritakan pengalamannya mendengar suara aneh dari kamar seorang gadis cantik.

Berikut cerita selengkapnya dikutip dari Fafa.com:

Aku adalah seorang pria single yang ngekos sendirian.

Namun tidak disangka perempuan yang tinggal disamping kamarku sering mengeluarkan suara menggoda "aaa... aaa..." seperti sedang melakukan int*m setiap jam 3 malam.

Suatu hari, aku terbangun lagi karena suara itu. Dengan kesal aku mengetuk pintunya dan mengatakan,
"Bisa gak sih kecilan dikit suaranya? Aku single, dengar suara begitu setiap malam siapa yang tahan?"

Siapa sangka ia langsung menamparku, dan berkata:

"Mana mungkin aku melakukan hal itu?"

Dengan bingung dan canggung aku bertanya, "Kalau begitu itu suara apa?"  

"Kamu gila ya? Itu suara mesin cuci aku!"  

Toengggggg…  

Gak percaya?

Denger aja sendiri suaranya...




sumber : sumsel.tribunnews.com

Wanita Ini Hanya Memesan Nasi Putih Setiap Hari dan Menangis Setiap Kali Pulang Dari Warung Makan, 20 Tahun Kemudian, Ia Datang Lagi, Kali Ini Pemilik yang Warung Menangis!!

BacaIntisari - Seorang mahasiswa berjalan ke buffet dan berkata, “Tolong beri saya semangkuk nasi.” Si penjual tampak mengerutkan dahi karena mahasiswa itu tidak mengambil lauk pauk, lalu mengisi semangkuk penuh nasi putih dan diberikan kepada si mahasiswa. 

Ketika si mahasiswa mau membayar, dengan malu-malu ia berkat, “Apa boleh minta sedikit kuahnya?” Sang penjual tersenyum sambil menjawab, “Boleh, gratis kok!” Baru makan setengah, terbayang dalam benaknya, kuah sayurnya gratis, tak lama kemudian ia memesan satu mangkuk lagi.

“Satu mangkuk (nasi) kurang ya? Saya tambahkan lagi buat kamu!” kata penjual dengan hangat.

“Bukan, satu mangkuk ini mau saya bawa pulang untuk bekal makan siang besok di kampus!” ujar si mahasiswa.

Gambar Hanya Sebagai Ilustrasi

Si penjual merenung sejenak, anak itu mungkin berasal dari keluarga tak mampu, lalu secara diam-diam ia menaruh sesendok penuh daging cincang ke bawah kotak makanan, bahkan menambahkan sebutir telur kecap, baru kemudian menutupnya dengan sekotak penuh nasih putih. Si nyonya pemilik buffet tahu suaminya bermaksud membantu anak itu, tapi, yang membuatnya bingung, kenapa tidak meletakkan begitu saja dagingnya itu diatas nasi, malah menyembunyikannya di bawah?

Suaminya mengatakan pada isterinya, “Jika anak itu melihat ada tambahan lauk di nasinya, ia akan pikir kita  bersedekah, dan mungkin akan melukai harga dirinya, dan ia akan merasa malu untuk datang kembali. Bagaimana punya stamina untuk sekolah kalau hanya makan nasi putih saja?” Kamu benar-benar baik, sudah membantu orang sekaligus tidak membuatnya malu! Suami isteri ini menikmati suasana bahagia mereka karena membantu orang lain.

“Terima kasih, saya sudah kenyang, sampai jumpa!”  Anak itu bangkit dari duduknya lalu pergi, dan ia menoleh sejenak ke pasangan suami isteri itu.

“Tetap semangat ya! Sampai jumpa besok!”

Mata anak itu berkaca-kaca dan meneteskan air mata, tapi tidak diketahui oleh pasutri yang baik hati itu. Sejak itu, anak itu hampir selalu datang setiap senja, ia selalu makan semangkuk di warung, dan semangkuk untuk dibawa pulang, tentu saja, dibawah mangkuk nasi yang dibawa pulang itu selalu terpendam rahasia yang tidak sama setiap hari. Sampai akhirnya anak itu lulus, dan dua dekade berikutnya, tidak pernah terlihat lagi sosok bayangan anak itu di warung prasmanan tersebut. 

Dua puluh tahun kemudian, warung prasmanan itu mendapat pemberitahuan dari pemda yang akan membongkar paksa bangunan-bangunan ilegal di wilayah tersebut, melihat kenyataan itu, pasutri itu pun tak kuasa menahan tangisnya mengingat pengangguran yang akan dijalaninya di masa paro baya. Tepat pada saat itu, seorang tokoh elite dari perusahaan besar datang berkunjung.

“Direktur kami meminta kalian membuka kantin prasmanan di dalam gedung perkantoran yang akan segera digunakan, peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan semuanya disiapkan oleh perusahaan, kalian hanya tinggal membuat masakannya dan keuntungan dibagi dua!”

“Direktur kalian siapa? Mengapa begitu baik pada kami?” kata pasangan suami isteri tampak bingung dengan semua yang didengarnya.

“Kalian adalah orang yang berbudi pada direktur kami, ia sangat suka dengan telur kecap dan daging cincang masakan kalian, lainnya kalian bicarakan saja nanti saat bertemu. Berkat usaha kerasnya selama dua dekade ini, si anak yang setiap hari makan nasi putih di warung suami isteri itu dua puluh tahun silam sekarang telah mendirikan kerajaan bisnisnya sendiri. Semuanya ini juga berkat dorongan dan bantuan secara diam-diam dari kalian ketika itu, jika tidak, ia tidak akan pernah bisa menyelesaikan studinya.”

Ketika suami isteri itu mohon pamit, sang direktur berdiri dan membungkukkan badan memberi hormat pada pasutri ini sambil mengatakan, “Semangat ya! Sampai jumpa besok! Kelak perusahaan mengandalkan bantuan kalian lho!”

[Inspiratif] Satu tindakan empati dari lubuk hati yang tulus, bisa membawa kehangatan dan sentuhan yang tak terhingga. Apabila berniat baik untuk membantu orang lain, kita juga harus memahami cara yang bijak, di samping memberikan perhatian yang sesuai dan layak, jangan lupa juga harus menghormati perasaan orang yang dibantu. Kita harus bersyukur dan tahu berterima kasih ketika menerima bantuan dari orang lain, agar niat yang tulus ini bisa saling menghangatkan sanubari masing-masing.

[Renungan/pencerahan] Jangan menganggap remeh pengaruh kita terhadap lingkungan sekitar, dengan menunjukkan perhatian dan dorongan yang tulus pada waktu yang tepat, sekilas tampak terlihat seperti bantuan yang sepele, tapi bisa memancarkan kekuatan positif yang kuat. Bahkan sekalipun hanya setitik cahaya juga merupakan cahaya kehangatan yang paling nyata. Mari kita pancarkan cahaya hati kita setiap saat dan tunjukan gelora dan cahaya kehangatan kita untuk segenap insan di dunia. (jhoni/rp)


sumber : erabaru.net

Sebelum Menikah, Menantuku Minta 3 Syarat Konyol: "Tidak Beres-beres Rumah, Tidak Masak, Tidak Punya Anak" Mau Gak Mau Aku Setuju, Tak Disangka 3 Tahun Kemudian Jadi Begini...

BacaIntisari - Aku seorang ibu, menikah pada usia sangat belia, saat usia 17 tahun. Tak disangka Steven, putraku juga mengikuti jejakku. Usia 18 tahun mulai pacaran dan menikah pada usia 20 tahun. Suatu hari dia membawa pacarnya ke rumah, dia mengatakan bahwa dia akan menikahi gadis itu.

Melihat pacarnya sebaya dengan putraku, aku pun bilang tentu saja sangat bagus kalian sekarang pacaran untuk tujuan menikah nantinya, tapi sekarang usia kalian masih sangat belia dan belum dewasa secara fisik dan mental kataku. Karena aku tahu betul seperti apa pernikahan terlalu dini itu pada akhirnya, dan aku tidak ingin anak dan menantuku menapak jalan yang pernah kujalani ini.

Jadi aku menasihati mereka untuk penjajakan beberapa tahun lagi, tunggu nanti setelah perasaan masing-masing sudah relatif stabil baru menikah. Tak disangka, sifat Sinta ternyata agak keras kepala dan juga sedikit angkuh. Sebelum menikah, dia mengatakan terang-terangan kepadaku : Dia mengajukan 3 syarat sebelum menikah dengan putraku, Steven.


Pertama, dia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Karena dia tak pernah melakukan itu sejak kecil di keluarganya.

Kedua, dia tidak bisa masak dan mecuci pakaian, karena (asap masakan) akan merusak kulitnya dan menjadikannya tampak tua.

Ketiga, dia belum mau punya momongan karena masih muda.

Mendengar syarat yang diajukan itu, aku merasa gadis ini lucu juga.

“Baik, aku setuju, tapi kita sepakati dulu sebelumnya.” Kataku, tidak mau kalah.

Tidak apa-apa kalau kamu tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, tapi kamu harus beresin kamarmu sendiri. Tempat lain biar kami yang kerjakan. Kamu tidak mau masak juga tidak apa-apa, kita beli makanan di luar saja, lagipula aku juga tidak suka ke dapur, tapi makanannya bayar masing-masing. Karena kalian sudah dewasa, jadi tidak boleh lagi menyuruh orangtua kalian yang membiayai kalian setelah menikah.

Aku juga tidak akan mendesak kalian untuk segera punya momongan, aku baru 40 tahun, masih tergolong muda, dan aku juga tak ingin buru-buru dipanggil nenek. Sinta juga tidak keberatan dengan semua syarat yang aku minta. Selain itu, ia juga mengatakan, bahwa ia akan pulang ke rumah beberapa kali setiap bulan, karena ingin merawat anjing dan kucingnya.

Aku bilang terserah, kamu bebas pulang ke rumahmu, orangtuamu telah membesarkamu sejak kecil, jadi sudah seharusnya berbakti kepada mereka. Singkat kata, setelah dia menikah dengan putraku, tak disangka hubungan kami begitu harmonis. Dan hal lebih mengejutkan lagi, menantuku itu, bukan saja mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi juga sudah pintar memasak, dan memberiku dua cucu. Dan karena takut aku kerepotan, ia bahkan berperan sebagai ibu rumah tangga total.

Ah, aku sudah bilang pada teman-temanku tidak akan menjadi nenek sebelum usia 45 tahun, tapi sekarang telah dipatahkan mereka. Sebenarnya, yang ingin kukatakan adalah bahwa setiap orang itu terbuat dari daging. Selama kamu baik padanya, dengan sendirinya dia juga akan baik padamu. Awalnya, dia memang benar-benar tidak pernah mengerjakan apa pun di rumah, tidak memasak dan sebagainya.

Karena aku pikir mereka masih muda dan suka main, aku pun membersihkan rumah setiap hari, dan tentu saja, termasuk membersihkan kamar mereka walau pada awalnya aku bilang tidak akan mengurus kamar mereka. Terkadang aku juga bisa malas masak dan pesan makanan dari luar. Saat membeli makanan di luar aku juga membelikan mereka, bukannya benar-benar membayar masing-masing.

Pakaiannya juga aku bantu mencucinya saat dia pulang kerja dan lelah, kemudian menggosok dan membawa ke kamar mereka. Ketika Sinta, menantuku itu hendak pulang ke rumah orangtuanya, aku selalu mengingatkan putraku menyiapkan oleh-oleh untuk mertuanya. Setiap saat hari raya, aku selalu mengingatkan putraku untuk mengajaknya beromantis sejenak di luar, dan menyiapkan hadiah untuknya.

Mungkin karena melihat semua itu, perlahan-lahan ia pun berubah. Awalnya dari kaget, lalu menjadi kejutan, sampai pada akhirnya terharu. Dan terakhir, ia pun berubah. Sinta, menantuku itu kemudian mulai belajar mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak. Walau pada awalnya masakannya tidak enak, tapi aku bisa melihat kesungguhannya. Saat akhir pekan, ia juga belajar memasak, dan berguru padaku.

Dia bahkan bilang padaku, kalau sudah bisa masak seperti aku, aku disuruh istirahat, biar dia yang akan memasak untuk keluarga. Belakangan Sinta hamil, meski di luar rencana, tapi dia tetap berkeras melahirkannya. Aku yang pada awalnya melihat sifat seorang gadis yang keras kepala dan sedikit angkuh, perlahan mulai menjadi lembut, dan hatiku juga sangat bahagia.

Setelah anak itu lahir, aku juga menawarkan untuk menjaga anaknya. Meskipun pada awalnya aku juga tidak ingin menjadi nenek muda, tapi aku merasa bahagia begitu melihat cucuku yang lucu itu. Melihat aku kecapekan menjaga anaknya, ia pun berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Sekarang, hubungan kami tidak tampak seperti mertua dan menantu, tetapi bisa dikatakan seperti sahabat.

Kami mengobrol bersama, membicarakan hal-hal yang tentang anakku, Steven dan bermain dengan cucu yang lucu. Meski keluarga kita tidak kaya, namun keluarga kita sangat rukun-harmonis, dan penuh kehangatan.(jhn/yant)


sumber : kknews.cc | erabaru.net

Gadis Ini Menjadi Cacat Setelah Kecelakaan Mobil, dan Sang Pacar Meninggalkannya, Tak Disangka Pemuda Miskin Teman Kuliahnya Dulu Datang, dan Gadis Itu pun Dibuatnya Menangis!!

BacaIntisari - Cen Cen tidak menyangka dirinya akan mengalami kecelakaan mobil, dan kehilangan kaki kanannya. Ia berbaring di ranjang pasien yang dingin sambil merenungi dirinya tidak akan pernah bisa berjalan seperti dulu lagi, Cen Cen pun tak kuasa menahan isak tangisnya.

Ketika diberitahu kaki Cen Cen akan diamputasi, cowoknya yang sudah tiga tahun menjalin asmara dengannya dengan diam-diam meninggalkannya, tidak bisa lagi dihubungi, dan Cen Cen merasa hatinya hancur dengan semua yang dihadapinya.

Dia sangat tertekan, dan menutup diri. Orangtuanya yang merawatnya di rumah sakit pun hanya bisa menangis setiap hari melihat putrinya berubah drastic sejak kecelakaan.


Suatu pagi, sepekan setelah operasi, kamar Cen Cen dikunjungi seorang pria yang membawa bunga.

“Wang Yang, untuk apa kamu ke sini, bagaimana kamu bisa tahu aku di sini?” Tanya Cen Cen terkejut sambil menatap Wang Yang dengan bibir gemetar. Untuk pertama kalinya Cen Cen baru berbicara semenjak dioperasi.

“Aku, aku…aku ke sini mau menjaga dan merawatmu,”kata Wang Yang sambil memandang Cen Cen yang tampak lemah, kurus dan sayu.

Wang Yang tampak sedih melihat keadaan Cen Cen, ia berusaha menahan air matanya, tidak…dia tidak boleh menangis, dia tahu begitu dirinya menangis, perasaan Cen Cen akan ikut larut dalam kesedihan.

Wang Yang dan Cen Cen adalah teman sekampus, sejak semester pertama, Wang Yang diam-diam sudah menaruh hati pada Cen Cen, namun, ia merasa tidak sepadan disandingkan dengan Cen Cen.

Ia berasal dari keluarga miskin sedangkan Cen Cen adakah anak seorang pengusaha, empat tahun lamanya ia memendam rasa cintanya. Meski Cen Cen bisa merasakan Wang Yang suka dengannya, tapi Wang Yang tidak pernah mengutarakannya.

Setelah lulus kuliah, Cen Cen meniti kariernya di kota, sementara Wang Yang memilih kerja di sebuah kota kecil , dan sejak itu, keduanya tidak pernah bertemu lagi.

Namun, Wang Yang selalu mencari informasi mengenai Cen Cen dari teman-temannya, dan selalu memperhatikannya secara diam-diam.

Ketika mengetahui Cen Cen mengalami kecelakaan mobil yang serius, ditambah lagi pacarnya yang pergi meninggalkannya, Wang Yang pun merasa sedih.

Dia bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan Cen Cen, dan dia merasa dirinya harus kuat, harus bisa membangkitkan keberaniannya, membantu gadis yang dicintainya itu melewati masa-masa suram, agar dia mempunyai percaya diri lagi dalam hidupnya.

Wang Yang kemudian mengundurkan diri dari pekerjaannya dan bertekat akan merawat Cen Cen. Ia naik kereta kembali ke kota asalnya. Ia buru-buru menjenguk Cen Cen, gadis yang diam-diam ia cintai sejak kuliah.

Setibanya di rumah sakit, Wang Yang pun sepanjang hari menjaga Cen Cen di kamarnya, merawat dan menghiburnya, malamnya ia tidur di lantai beralaskan tikar di samping tempat tidur Cen Cen.

Perlahan-lahan Cen Cen merasakan Wang Yang masih mencintainya.

Meski kedatangan Wang Yang membuatnya tersentuh dan menghangatkan batinnya, tapi Cen Cen merasa dirinya hanyalah seorang gadis yang cacat sekarang, bukan saja tidak pantas untuk Wang Yang, tapi juga akan menyusahkannya.

Lalu dia pun memberanikan diri dan dengan tiba-tiba sengaja berkata dengan emosi pada Wang Yang, “Wang Yang, aku tak sudi kau kasihani, aku juga tak mau kamu menjaga dan merawatku, kau tidak punya apa-apa, meski cacat sekali pun, kau juga tidak pantas bersamaku, aku merasa malu punya teman sekampus sepertimu, kau pergilah, aku tidak ingin melihatmu lagi,” kata Cen Cen dengan ketus.

Hati Wang Yang serasa diiris sembilu mendengar kata-kata Cen Cen yang sangat menusuk perasaannya, tapi dia mencoba untuk bersabar dan berkata : “Cen Cen, aku tahu tidak pantas untukmu, tapi sekarang aku belum bisa pergi, dan kamu juga tidak akan bisa memaksaku pergi, tunggu setelah kamu agak sembuh, aku akan pergi sendiri.”

Belakangan, Wang Yang menceritakan tentang masa-masa di kala mereka masih kuliah dulu dan semua yang dialaminya di kota kecil yang jauh terpencil dari hiruk-pikuk ibukota pada Cen Cen, dan perlahan-lahan, Cen Cen mulai tampak lebih ceria dan mulai tersenyum.

Setelah keluar dari rumah sakit, Cen Cen menjalani terapi pemulihan di rumahnya.

Untuk menopang hidupnya, Wang Yang mencari pekerjaan di kota ini. Setiap hari sepulang kerja, Wang Yang membawa Cen Cen jalan-jalan dengan kursi rodanya ke taman, supermarket, dan di mana-mana dipenuhi dengan jejak kaki mereka.

Singkat cerita, tiga tahun pun berlalu, perlahan-lahan akhirnya berkat perawatan Wang Yang yang sabar dan telaten, Cen Cen pun mendapatkan kembali kepercayaan dirinya, ia kembali menjadi seorang gadis yang lincah dan energik seperti dulu lagi.

Dan semua yang dilakukan Wang Yang itu tentu tak lepas dari perhatian orangtua Cen Cen, mereka sangat menyukai sosok pria seperti Wang Yang, mereka juga bermaksud menjodohkan Cen Cen dan Wang Yang, tapi, karena Cen Cen, putri mereka sekarang cacat, sehingga mereka merasa sungkan untuk membicarakannya kalau bukan Wang Yang sendiri yang memulainya.

Akhirnya, pada suatu hari, sambil membawa cincin, Wang Yang ke rumah Cen Cen dan berlutut di hadapannya, lalu berkata : “Cen Cen, menikahlah denganku, sebelumnya aku tidak bisa mengisi hari-harimu bersamaku, kini izinkan aku merajut hari-harimu selanjutnya bersamaku.”

Mata Cen Cen pun berkaca-kaca tersentuh mendengar kata-kata Wang Yang, dan air matanya pun mengalir membasahi wajahnya.

“Wang Yang, terima kasih atas cintamu untukku, tapi aku bukan sosok orang yang sempurna lagi sekarang, aku tidak pantas untukmu, aku akan menyusahkanmu, seharusnya kamu mencari seorang gadis yang lebih baik, dan menjalani hidup yang normal. Maaf, dan terima kasih sudah menjaga dan merawatku selama tiga tahun ini, kamu pergilah, aku tidak bisa membalas kebaikanmu dalam seumur hidupku sekarang, aku berharap bisa membalas budi baikmu dalam kehidupan yang akan dating, ”kata Cen Cen sambil menangis.

Wang Yang meraih tangan Ce Cen, “Cen Cen, apa sampai detik ini kamu tidak bisa melihat dan merasakan ketulusan cintaku padamu ? Jika aku mempermasalahkan keadaanmu itu, apa aku masih akan selalu berada di sisimu sekian lama ? Terimalah lamaranku, biar aku yang menjaga dan merawatmu, menemanimu mengisi hari-hari selanjutnya sampai akhir hayat.”

Orang tua Cen Cen menangis haru mendengar janji setia Wang Yang, mereka membujuk Cen Cen agar menerima lamaran Wang Yang, mereka percaya Wang Yang sosok pria yang baik dan perhatian.

“Ibu yakin kamu akan bahagia menikah dengannya, dan ayah-ibu juga akan lebih tenang jika kamu bersamanya,” tutur ibu Cen Cen pada putrinya.

Dan akhirnya, Cen Cen pun mengiyakan sambil menangis haru, kemudian Wang Yang menyematkan cincin di jari manisnya Cen Cen.(jhn/yant)


Sumber: happytify.cc | erabaru.net

Kisah Nyata: Dahsyatnya Surat Al Fatihah, Dari Rumah Kontrakan Menuju Rumah Villa

BacaIntisari - Kisah nyata ini dialami oleh Pak Ghonim yang di-PHK dari pekerjannya. Pak Ghonim bersama keluarganya disuruh segara angkat kaki dari rumah kontrakan.

Tentu saja ini merupakan kenyataan yang sangat pahit yang pernah ia alami. Tak ada lagi proses diplomasi, negoisasi, atau musyawarah. Semua buntu. Dan, jalan satu-satunya adalah segera angkat koper dari kontrakan.

Sebab, Pak Siregar (pemilik kontrakan) harus segera menyerahkan rumah yang ditempati Pak Ghonim itu kepada pihak bank sebagai konsekuensi dari ketidakmampuannya membayar utang. Kabarnya, proses penyitaan rumah akan dilakukan esok harinya sekitar pukul 09.00 pagi.


Pak Ghonim tak bisa berbuat apa-apa dengan kenyataan yang tengah dihadapinya. Apalagi, Pak Siregar juga tengah dililit kesusahan.

Dengan penuh kesedihan, Pak Ghonim dan istrinya, juga tiga buah hatinya yang masih kecil ( anak pertama duduk di kelas 3 SD, anak kedua masih kelas 1 SD, dan ketiga masih balita), segera membereskan rumah dan mengepak barang-barang yang bisa dibawa.

Jika keesokan harinya belum ditemukan jalan keluar, Pak Ghonim sudah merencanakan barang-barang tersebut akan dititipkan pada tetangga untuk beberapa hari, sebelum diangkut ke rumah orang tua istrinya di luar kota.

Ia sendiri menginap di masjid dekat rumah, kebetulan ia sering ke masjid dan sudah kenal baik dengan ketua DKM di sana. Malam harinya, Pak Ghonim tidak jadi berangkat ke masjid karena melihat sang istri tidak henti-hentinya menangis. Sangat wajar karena kejadian itu di luar dugaan.

Melihat istrinya yang sangat sedih, Pak Ghonim mengajaknya salat berjamaah Isya di tengah rumah kontrakan. Bagi Pak Ghonim dan istrinya, salat kali ini terasa begitu khusyuk. Pak Ghonim berdoa. sementara istrinya dan anak-anaknya mengamini.

Singkat cerita, akhirnya mereka tertidur saat malam telah berlalu. Saat terbangun pada subuh hari, sekitar jam 04.00, dilihatnya si ulung yang bernama Rafi sedang salat.

Tak pernah keduanya melihat Rafi salat Tahajjud. Mereka kaget sekaligus kagum. Saat Rafi berdoa, Pak Ghonim dan istrinya medengar anak yang baru kelas 3 SD itu mengulang-ngulang bacaan surat al-Fatihah.

Mungin ratusan kali atau bahkan lebih, sambil mengadahkan tangan ke atas. Rafi tidak membaca doa apa pun selain al-Fatihah.

Selesai salat, Rafi berkata pada ibunya, "Bu, Rafi pernah dengar dari Pak Ustadz kalau Allah senang mendengar surat al-Fatihah. Rafi baru ingat tadi malam. Ya udah, Rafi minta sama Allah dengan al-Fatihah itu supaya tidak jadi pergi dari sini."

Mendengar penuturan Rafi yang masih kecil itu, ibunya hanya mengiyakan dengan mata berkaca-kaca. "Iya, semoga saja Nak" Jawab sang ibu.
Tak disangka, selepas salat Subuh, ponsel jadul milik Pak Ghonim berdering. Ternyata, Pak Mughni, mantan bosnya di kantor menelepon.
Hasil gambar untuk TERIMA TELEPON

Mereka berbincang agak lama. Perbincangan itu seperti mengabarkan kebahagiaan. Itu terlihat dari perubahan air muka Pak Ghonim, yang tadinya kuyu menjadi cerah kembali. Penuh cahaya kebahagiaan.

Setelah lama bincang-bincang dengan Pak Mughni, Pak Ghonim segera menghampiri istri dan anak-anaknya. Ia pun merangkul Rafi dengan mata berkaca-kaca.

"Doamu dikabulkan Nak. Alhamdulillah. Hari ini kita jadi pindah dari sini. Tapi pindahnya ke rumah yang lebih bagus dari rumah ini" Kata Pak Ghonim.

Mantan bosnya yang bernama Pak Mughni itu menawarkan pekerjaan baru, yaitu mengurus salah satu vila miliknya yang baru direnovasi.
Hasil gambar untuk VILLA

Terbilang mewah, luas, dan letaknya sangat strategis. Ketika Pak Ghonim mengungkapkan kondisi yang tengah dialaminya, mantan bosnya itu langsung menyuruhnya untuk segera pindah.

Sungguh sangat ajaib Sungguh, Maha Besar Allah dengan segala firman-Nya. Allah menolong Pak Ghonim dan keluarganya lewat perantara surat al-Fatihah.

Surat al-Fatihah adalah surat pembuka dari 114 surat yang terdapat di dalam al-Qur'an. Surat ini termasuk surat Makkiyah karena diturunkan di Makkah, saat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam belum hijrah ke Madinah.

Surat al-Fatihah memiliki banyak nama lain, seperti Ummul Qur'an, Suratus Syifa', Suratus Syafiyah, Suratud Du'a, Suratut Thalab, Suratus Su'al, Suratut Ta'limil Ma'salah, Suratul Mujziyah, dan lain-lain.


sumber : palembang.tribunnews.com

Mual Mencium Bau Daging, Bumil Ini "Hanya Makan Sayur dan Buah" Selama Hamil! Waktu Melahirkan, Semua Suster Tercengang Melihat "Kondisi" Sang Anak!!

BacaIntisari - Lain halnya dengan kebanyakan ibu yang nafsu makannya meningkat setelah lewat trimester pertama, ibu ini terus mengalami mual-mual, sehingga selama hamil ia hanya bisa makan sayur dan buah-buahan serta karbohidrat seperti nasi maupun roti. 

Untungnya, sang ibu mertua sangat pengertian dan tidak memaksa ibu ini untuk makan daging, melainkan menyulap sayur dan buah-buahan menjadi berbagai jenis hidangan yang lezat, seperti bubur sayur-sayuran, yoghurt aneka buah, kue apel dan pisang, tim nanas dan lainnya, sehingga nafsu makan ibu ini tetap terjaga. 


Meskipun tak mendapatkan asupan protein tinggi dari daging-dagingan, namun setiap kali ibu ini pergi mengecek kandungan, dokter selalu mengatakan bahwa kandungannya tumbuh dengan normal.

Bahkan ketika ibu ini melahirkan, suster yang menangani persalinan terkejut melihat kondisi sang anak. "Wahh! Anak ibu sehat banget nih! Gemuk dan rambutnya hitam tebal berkilau!"ujar seorang suster. Suster lainnya mengangguk-angguk tanya setuju. Mereka tak menyangka bahwa anak yang ibunya hanya makan buah dan sayur-sayuran bisa lahir dengan kondisi prima seperti itu.

Sobat Cerpen, meskipun buah-buahan baik dikonsumsi selama kehamilan, namun perlu perlu perhatikan untuk memilih jenis buah yang dikonsumsi, serta membatasi agar tidak mengkonsumsinya dalam jumlah yang kelewat batas karena beberapa jenis buah mengandung gula yang tinggi sehingga bisa mengakibatkan diabetes.

Perlu diingat, kasus diatas adalah kasus khusus dimana ibu tersebut bukan dengan sengaja tidak mau mengkonsumsi daging. Jangan coba-coba hanya mengkonsumsi sayur dan buah tanpa dipantau dan atas seijin dokter yah!


sumber : imama | cerpen.co.id
loading...