BacaIntisari - Saya Jack, saya bekerja di perusahaan milik keluarga saya. Sedangkan istri saya, Vani, lebih muda 6 tahun dari saya. Buat saya dia adalah wanita yang cantik dan lemah lembut. Ketika kami menikah, saya tidak membiarkan dia untuk pergi berkerja lagi.
Vani adalah seorang anak yatim piatu yang sudah ditinggal kedua orangtuanya ketika kecil. Lalu dibesarkan dan dibiayai oleh keluarga pamannya. Waktu SMA kami satu sekolah dan saya jatuh cinta padanya. Mendengar latar belakang kehidupannya yang begitu pahit, membuatku ikutan prihatin dan berkomitmen untuk membantu mencukupi kehidupannya. Akhirnya saya bisa membuktikannya sampai kami menikah.
Setelah Vani melahirkan, ia meminta ijin pada saya untuk mempekerjakan seorang suster yang bisa membantu mengurus anak kami. Saya mengiyakan dan Bibi Ida (suster) mulai tinggal bersama di rumah kami.
Bibi Ida memperlakukan istri dan anak saya dengan sangat baik, pekerjaan rumah juga bersih dengan cepat, sehingga kehadiran Bibi Ida sungguh berkesan dan membantu kami. Kemampuan Bibi Ida dalam mengasuh anakku terlihat lebih baik daripada istriku. Wajar namanya juga mama baru.
Bibi Ida sungguh membuatku tenang dan tidak kuatir saat aku pergi kerja, karena terlihat Bibi Ida bisa memperlakukan anakku seperti cucunya sendiri dan istriku seperti anaknya. Gaji Bibi Ida tidak seberapa, 2 juta per bulannya, oleh karena kerjanya yang bagus saya ingin diskusi kepada Vani untuk menaikkan gajinya.
Suatu hari tidak disangka Bibi Ida tiba-tiba terjatuh saat mengepel rumah. Kami pun panik dan langsung membawanya ke rumah sakit. Setelah diperiksa ternyata Bibi Ida terkena serangan jantung. Saya pun awalnya bersedia menanggung biaya pemeriksaanya. Istriku juga terlihat sangat tertekan, setiap hari menemani Ida di rumah sakit, itu karena Vani sudah memperlakukan Ida seperti ibunya sendiri.
Tapi dokter mengatakan bahwa Bibi Ida harus dioperasi, dan biayanya sebesar 300 juta. Mendengar dokter bilang demikian saya pun ragu, meski dia telah sangat baik pada keluargaku, tapi bagaimana pun dia hanyalah seorang suster. Sempat saya berpikir hendak memecatnya saja dari pekerjaan ini, tapi istri saya langsung marah dan menuduh saya tidak punya hati nurani.
Di tengah kepanikan tersebut saya coba mengecek sisa uang di tabungan, dan saya tersentak karena uang saya hilang 50 jutaan. Saya segera hubungi Vani, dan ia mengaku telah meminjamnya untuk pakai biaya berobat Bibi Ida. Lantas saya dan Vani bertengkar hebat "kenapa sekarang kamu jadi kurang ajar? Ambil uang yang bukan punya kamu, ijin saja tidak! Bahkan dipakai untuk seseorang yang bukan keluarga kita!"
Lalu Vani membalasnya dengan perkataan yang bikin air mataku menetes "Maafkan aku Jack selama ini menutupinya darimu. Tapi Bibi Ida adalah ibu kandungku! Ijinkan aku untuk membiarkannya hidup lebih lama bersamaku"
Sambil tidak percaya saya memarahinya "Anak macam apa kamu menjadikan ibu kandungmu seperti pembantu begitu? Kamu lebih kejam, kamu tidak punya hati nurani!"
"Ini aku lakukan semua demi kamu, Jack! Aku takut kamu malu karena ibuku seorang janda misikin yang tinggal di desa, makanya aku bohong. Ibuku pun rela demi aku bisa nikah dengan kamu" tegas Vani.
Langsung saya reflek menampar istri saya, walaupun dalam hati saya tidak tega melakukannya,tapi saya sudah terlalu kecewa berat. Setelah itu saya menarik dia masuk ke ruangan Bibi Ida dan berlutut di depan ranjangnya
"Ma, cepet sembuh ya, aku sudah tau semuanya. Ijinkan kami berbakti kepadamu layaknya seorang anak" ucap Jack
"Vani, ini ada kartu kredit di dalamnya ada 250 jutaan, pakai uang ini untuk menyembuhkan ibu, kalau kurang bilang aku lagi" ucap Jack pada Vani.
Saya melihat Ibu Ida meneteskan air mata, saya tau itu adalah air mata kebahagiaan. Sudah cukup selama ini dia akting jadi suster bekerja melayani kami. Sekarang gantian waktunya saya dan Vani yang melayaninya.
Sumber : lookforward | cerpen.co.id
Istriku Mencuri Uang 50 Juta Untuk Biaya Berobat Pembantu, Mendengarnya Aku Langsung Menamparnya dan Berkata : "Ambil Uangku 250 Juta Lagi!".. Yang Terjadi Selanjutnya...
4/
5
Oleh
Unknown