BacaIntisari - Seorang mahasiswa berjalan ke buffet dan berkata, “Tolong beri saya semangkuk nasi.” Si penjual tampak mengerutkan dahi karena mahasiswa itu tidak mengambil lauk pauk, lalu mengisi semangkuk penuh nasi putih dan diberikan kepada si mahasiswa.
Ketika si mahasiswa mau membayar, dengan malu-malu ia berkat, “Apa boleh minta sedikit kuahnya?” Sang penjual tersenyum sambil menjawab, “Boleh, gratis kok!” Baru makan setengah, terbayang dalam benaknya, kuah sayurnya gratis, tak lama kemudian ia memesan satu mangkuk lagi.
“Satu mangkuk (nasi) kurang ya? Saya tambahkan lagi buat kamu!” kata penjual dengan hangat.
“Bukan, satu mangkuk ini mau saya bawa pulang untuk bekal makan siang besok di kampus!” ujar si mahasiswa.
Gambar Hanya Sebagai Ilustrasi
Si penjual merenung sejenak, anak itu mungkin berasal dari keluarga tak mampu, lalu secara diam-diam ia menaruh sesendok penuh daging cincang ke bawah kotak makanan, bahkan menambahkan sebutir telur kecap, baru kemudian menutupnya dengan sekotak penuh nasih putih. Si nyonya pemilik buffet tahu suaminya bermaksud membantu anak itu, tapi, yang membuatnya bingung, kenapa tidak meletakkan begitu saja dagingnya itu diatas nasi, malah menyembunyikannya di bawah?
Suaminya mengatakan pada isterinya, “Jika anak itu melihat ada tambahan lauk di nasinya, ia akan pikir kita bersedekah, dan mungkin akan melukai harga dirinya, dan ia akan merasa malu untuk datang kembali. Bagaimana punya stamina untuk sekolah kalau hanya makan nasi putih saja?” Kamu benar-benar baik, sudah membantu orang sekaligus tidak membuatnya malu! Suami isteri ini menikmati suasana bahagia mereka karena membantu orang lain.
“Terima kasih, saya sudah kenyang, sampai jumpa!” Anak itu bangkit dari duduknya lalu pergi, dan ia menoleh sejenak ke pasangan suami isteri itu.
“Tetap semangat ya! Sampai jumpa besok!”
Mata anak itu berkaca-kaca dan meneteskan air mata, tapi tidak diketahui oleh pasutri yang baik hati itu. Sejak itu, anak itu hampir selalu datang setiap senja, ia selalu makan semangkuk di warung, dan semangkuk untuk dibawa pulang, tentu saja, dibawah mangkuk nasi yang dibawa pulang itu selalu terpendam rahasia yang tidak sama setiap hari. Sampai akhirnya anak itu lulus, dan dua dekade berikutnya, tidak pernah terlihat lagi sosok bayangan anak itu di warung prasmanan tersebut.
Dua puluh tahun kemudian, warung prasmanan itu mendapat pemberitahuan dari pemda yang akan membongkar paksa bangunan-bangunan ilegal di wilayah tersebut, melihat kenyataan itu, pasutri itu pun tak kuasa menahan tangisnya mengingat pengangguran yang akan dijalaninya di masa paro baya. Tepat pada saat itu, seorang tokoh elite dari perusahaan besar datang berkunjung.
“Direktur kami meminta kalian membuka kantin prasmanan di dalam gedung perkantoran yang akan segera digunakan, peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan semuanya disiapkan oleh perusahaan, kalian hanya tinggal membuat masakannya dan keuntungan dibagi dua!”
“Direktur kalian siapa? Mengapa begitu baik pada kami?” kata pasangan suami isteri tampak bingung dengan semua yang didengarnya.
“Kalian adalah orang yang berbudi pada direktur kami, ia sangat suka dengan telur kecap dan daging cincang masakan kalian, lainnya kalian bicarakan saja nanti saat bertemu. Berkat usaha kerasnya selama dua dekade ini, si anak yang setiap hari makan nasi putih di warung suami isteri itu dua puluh tahun silam sekarang telah mendirikan kerajaan bisnisnya sendiri. Semuanya ini juga berkat dorongan dan bantuan secara diam-diam dari kalian ketika itu, jika tidak, ia tidak akan pernah bisa menyelesaikan studinya.”
Ketika suami isteri itu mohon pamit, sang direktur berdiri dan membungkukkan badan memberi hormat pada pasutri ini sambil mengatakan, “Semangat ya! Sampai jumpa besok! Kelak perusahaan mengandalkan bantuan kalian lho!”
[Inspiratif] Satu tindakan empati dari lubuk hati yang tulus, bisa membawa kehangatan dan sentuhan yang tak terhingga. Apabila berniat baik untuk membantu orang lain, kita juga harus memahami cara yang bijak, di samping memberikan perhatian yang sesuai dan layak, jangan lupa juga harus menghormati perasaan orang yang dibantu. Kita harus bersyukur dan tahu berterima kasih ketika menerima bantuan dari orang lain, agar niat yang tulus ini bisa saling menghangatkan sanubari masing-masing.
[Renungan/pencerahan] Jangan menganggap remeh pengaruh kita terhadap lingkungan sekitar, dengan menunjukkan perhatian dan dorongan yang tulus pada waktu yang tepat, sekilas tampak terlihat seperti bantuan yang sepele, tapi bisa memancarkan kekuatan positif yang kuat. Bahkan sekalipun hanya setitik cahaya juga merupakan cahaya kehangatan yang paling nyata. Mari kita pancarkan cahaya hati kita setiap saat dan tunjukan gelora dan cahaya kehangatan kita untuk segenap insan di dunia. (jhoni/rp)
sumber : erabaru.net
Wanita Ini Hanya Memesan Nasi Putih Setiap Hari dan Menangis Setiap Kali Pulang Dari Warung Makan, 20 Tahun Kemudian, Ia Datang Lagi, Kali Ini Pemilik yang Warung Menangis!!
4/
5
Oleh
Unknown