BacaIntisari - Seorang pria dengan kondisi sekarat, ia meminta suster untuk menghubungi 2 orang wanita untuk datang. satu adalah kekasih, yang satunya lagi adalah istri...
Saat pria itu melihat kekasihnya datang, dengan wajah penuh senyuman secara perlahan ia mengeluarkan sebuah buku agenda dari saku, kemudian mengeluarkan sehelai daun, dan berkata: "Apakah kamu masih ingat ini? Daun yang jatuh di rambutmu saat pertama kali kita bertemu, aku selalu menyimpannya dengan baik, karena aku gak bisa melupakan kenangan ini."
Kekasihnya menangis terharu, mengingat masa-masa indahnya yang telah mereka lewati namun semua ini akan menjadi kenangan yang indah dan juga pahit karena harus di pisahkan oleh takdir.
Kemudian, istrinya pun masuk. Sang suami mengeluarkan sebuah dompet dan berkata: "ini adalah tabungan dengan jumlah 320 Juta, waran, dan surat milik tanah untuk kamu dan anak, terus jalankan hidup dengan baik!"
Aku sudah harus pergi", katanya lagi.
Kekasih itu kemudian bingung, siapa sebenarnya yang ada di hati pria itu?
Sebenarnya menurut para pria, kekasih itu bagaikan bunga.. Di saat masa indah terasa manis tetapi saat harus berpisah rasa itu menjadi pahit dan bunga itu akan layu. Namun, istri bagaikan kantong saku, saat udah siap untuk pergi ia akan memberikan semua harta warisannya kepada istri.
Bisa kita umpamakan juga istri itu seperti mobil pribadi, harus di bawa kemana pun kita pergi.. Kalau males bawa mobil, mobil itu kan juga tetap diparkir dalam rumah gak bakal hilang. Kalau kekasih itu seperti taxi, kita tinggal manggil terserah kita mau kemana, gak ada batasnya.
Tapi ingat bagaimana pun juga ujung-ujungnya gaji sang suami akan jatuh ke istri. Orang yang paling mereka suka adalah kekasih, akan tetapi orang yang paling mereka percaya adalah sang istri, kekasih itu milik orang lain, kalau yang namanya istri baru milik sendiri.
Jika seseorang yang mencintai, menyanyangi, menghargai, dan peduli dengan kamu, gak akan membiarkan kamu menjadi kekasihnya saja, akan tetapi menjadi istrinya.
Hi, para wanita.. Haruslah mencintai diri sendiri, jangan selalu menjadi peran pendukung atau peran ke-2, tapi belajar untuk menjadi peran utama dalam diri kita!
Ini perbedaan antara kekasih dan istri, semua manusia adalah sama!
Jangan mau sakit hati, wanita pintar tidak berperan sebagai kekasih
Jangan mau hanya menjadi kekasih orang itu, yang artinya mencerahkan hidup orang lain!
Yang merasa dirinya wanita ayo bangun! Jangan bersikap "konyol"!
sumber : lookforward | cerpen.co.id
Saat Pria Ini Dalam Kondisi Kritis, "Kekasih dan Istri" Datang Menjenguknya, Siapa Sangka, Ia Memberikan Sesuatu Kepada Kekasihnya!
4/
5
Oleh
Unknown