BacaIntisari - Orang tuaku menghabiskan banyak uang untuk mengeluarkanku dari penjara. Sejak saat itu aku baru mengerti, teman-temanku semua itu bukan teman. Waktu aku ada uang, mereka selalu ada di sampingku, tapi waktu aku ada masalah, nggak ada yang mau mendekatiku.
Karna aku dikeluarkan dari sekolah, aku harus mengulang kelas 3 SMA di sekolah lain di luar kota. Di tempat ini aku nggak kenal siapapun, aku mengenal pacarrku disini.
Karena kejadian berkelahi itu juga, aku sekarang jadi orang yang sangat irit. Aku selalu berperilaku selayaknya anak SMA biasa, makan seperti biasa dan membeli baju yang biasa juga. Gaya hidupku tidak lagi seperti orang kaya, tetapi sudah seperti semua orang biasanya.
Aku menyukai Lily.. Dia juga ternyata menyukaiku. Karena ayahnya baru meninggal belum lama ini, Lily perlu membiayai sebagian keperluan keluarga, selain itu dia juga masih punya satu adik laki-laki yang masih sekolah dan perlu dibiayai.
Waktu kami pacaran, aku juga nggak pernah bilang tentang kekayaan keluargaku. Kami bersekolah bersama setiap hari, pergi ke perpustakaan, bahkan kamu jarang keluar makan bersama. Kami pacaran selama 4 tahun.
Aku ingin menikahinya, tapi karena kejadian dulu, aku jadi trauma, aku takut dia juga akan menjauhiku seperti teman-temanku yang lainnya. Karena itu, aku ingin mengetesnya apa dia bener-bener mencintaiku apa tidak. Setelah lulus kuliah, aku bilang kalau aku nggak menemukan pekerjaan dan pura-pura jadi pengangguran. Lily sangat menjagaku dan nggak memandangku sebelah mata karena hal ini. Setiap hari sepulang kerja, dia akan datang ke rumahku untuk makan bersamaku.
Aku melihatnya begitu sulit mencari uang, aku juga ingin mengatakan kenyataan yang sebenarnya! Satu kali akhirnya aku bertanya padanya, “Li, kalau suatu hari kamu tau kalau aku bohongin kamu, kamu bakalan gimana?” dan dia langsung menjawab, “Aku paling benci pembohong! Nggak peduli siapapun itu. Kenapa kamu bisa tanya ini?”
Aku nggak berani melanjutkan, aku cuman geleng-geleng kepala sambil bilang gpp..
Lily menjawab, “Kamu kenapa sih, tiba-tiba gitu” setelah bicara dia langsung pergi cuci piring. Dalam hati aku pikir, untung aja aku nggak bilang kenyataannya, kalau nggak dia pasti marah! Gimana kalau dia nggak mau aku nanti?
Aku pura-pura miskin seperti ini selama setahun setelah lulus, tapi karena ngeliat Lily semakin sibuk, aku akhirnya mau mencari waktu untuk mengatakan kenyataan padanya sambil melamarnya dan memberinya kejutan ini! Aku ingin dia melewati hari-hari yang bahagia.
Tapi ternyata dia berubah… beberapa waktu belakangan ini dia sering bete dan sering telepon dengan orang lain. Waktu aku tanya kenapa, dia cuman bilang aku gak perlu tanya karna aku nggak akan bisa bantu. Bahkan satu kali dia sangat marah dan bilang, “Kalau kamu punya waktu khawatirin aku, lebih baik kamu cepetan cari kerja!”
Karena dimanja sejak kecil, aku juga mudah emosi, akhirnya kami bertengkar, bahkan aku sering mengeluarkan kata-kata yang cukup menyakitkan waktu kami bertengkar. Akhirnya aku bilang sama Lily kalau aku mau pulang ke rumahku di luar kota beberapa hari.
Tapi sepulang aku ke rumah, aku semakin menyadari ada hal yang gak beres. Setelah aku meminta orang membantuku menyelidiki, ternyata aku baru tau adiknya Lily ada masalah di sekolah dan karena berkelahi dia hampir dikeluarkan dari sekolah. Hal ini ternyata dibantu oleh manajer perusahaan dimana Lily bekerja. Aku tau aku sangat nggak berguna di mata Lily, dia bahkan nggak minta bantuanku dan langsung minta bantuan orang lain.
Aku nggak nyalahin dia, besokannya aku pergi cari dia dan berencana untuk memberitahu semuanya, tapi aku nggak menemukannya di rumahnya. Dia malah baru pulang besoknya. Waktu aku melihatnya, aku melihat sebuah mobil mengantarnya, aku sangat kaget dan bertanya siapa orang itu.
Lily bilang, “Kamu udah liat… Sebenernya aku juga… nggak mau bohongin kamu, dia itu calon suami aku.”
Aku semakin bingung, aku bilang, “Li, tapi kita belum putus.”
Tapi Lily malah melihatku dengan sinis sambil bilang, “Setelah lulus aku sudah menunggumu 2 tahun! 2 tahun ini kamu nggak punya uang sama sekali, malahan aku yang membiayai kamu, kamu ini cowok bukan sih? Aku yang pergi kerja, waktu adikku dipukuli orang sampai babak belur, kamu dimana? Aku selalu masak buat kamu, bahkan membantu kamu membersihkan rumah, apa kamu pernah mikirin aku? Kamu tau nggak aku seberapa cape? Aku juga gak boleh bikin kamu ngeliat kalau aku nggak seneng!” dia mengatakan semuanya sambil menangis, aku ingin balikan dengannya, tapi dia nggak mau.
“Liang, setelah putus, nggak ada lagi orang yang jagain kamu! Kamu harus cepet cari kerja dan urus diri sendiri! Jangan egois dan kayak anak kecil, kamu tuh udah gede!” Setelah selesai mengatakan ini, dia langsung naik mobil dan pergi.
Aku nggak tau kenapa beberapa hari lalu aku malahan memutuskan pulang ke rumah, harusnya aku nggak pulang!
Aku benar-benar sakit hati, aku juga tahu semua pengorbanan dia 2 tahun ini dan aku nggak bisa membalasnya.. Tapi aku nggak tahu dia begitu tidak bahagianya! Di hari pernikahannya, aku mengirimkan hadiah sebesar 80 juta untuknya, tapi aku nggak punya muka untuk bertemu dengannya, aku cuman bisa mengirim hadiah tanpa nama untuknya dan berharap dia bisa bahagia.
Aku sangat menyesal akan semuanya ini, aku sangat mencintainya. Lily bukan seperti teman-temanku yang lain yang hanya ingin uangku saja, tapi menyesal sekarang sama sekali tidak ada artinya.
Aku mau mengingatkan pada semua orang, kalau kamu bertemu dengan orang yang benar-benar kamu cintai, kamu harus menghargainya dan jangan sampai kamu kehilangannya dan menyesal belakangan! Kamu harus mencintainya dengan sepenuh hati, ini adalah isi hatiku yang terdalam.
sumber : cerpen.co.id
Aku Pura-pura Miskin dan Pacaran 4 Tahun Dengannya, Tetapi Dia Malah Menikahi Seorang Manajer! Di Hari Pernikahannya, Aku Hanya Bisa Memberikan Semua Ini!!
4/
5
Oleh
Unknown