BacaIntisari - Xiao Tao adalah wanita yang wajahnya tergolong biasa, tapi terkadang wanita yang wajahnya biasa pun tidak akan dilewatkan oleh orang-orang, ada bekas luka yang terlihat sangat jelas di wajah Xiao Tao. Demi menutupi luka ini, Xiao Tao sengaja menumbuhkan rambutnya hingga panjang. Tapi pandangan mata orang sekitarnya selalu tertuju pada bekas lukanya itu, walaupun sudah ditutupi oleh rambut panjangnya. Dan karena demikian pula lah Xiao Tao pergi dijodohkan beberapa kali, tapi tidak pernah berhasil. Xiao Tao telah berusia 30 tahun, tapi tetap single. Dan akhirnya ada seorang pria yang mulai mengejarnya, namanya Li Guang, seorang pria tampan yang berperawakan tinggi, juga memiliki pekerjaan yang tetap dan stabil.
Entah bagaimana caranya dia jatuh cinta pada Xiao Tao, setiap hari mengirimkan seikat mawar merah dan surat cinta. Jangankan teman-teman di sekitarnya, bahkan Xiao Tao sendiri pun sulit percaya akan perasaan bahagia yang tiba-tiba datangnya ini. Ia merasa Li Guang pasti punya alasan yang tak elok di balik semua ini, dengan semua perawakan Li Guang, bukan hal yang sulit baginya untuk mendapatkan gadis yang jauh lebih baik darinya. Maka, Xiao Tao tidak pernah meresponi pernyataan cinta Li Guang, ia menolak Li Guang berkali-kali. Tapi Li Guang tidak berhenti di situ saja, ia pantang menyerah mengejar Xiao Tao, hingga tanpa terasa 5 tahun sudah berlalu.
5 Tahun bukanlah suatu waktu yang singkat, entah pada kiriman bunga yang ke berapa kalinya diterima oleh Xiao Tao, Xiao Tao tiba-tiba menangis. Ia terharu oleh kegigihan Li Guang, pria ini rela menunggunya bertahun-tahun, walaupun Li Guang benar-benar memiliki alasan tersembunyi yang tidak dapat diungkapkan, ia pun bisa mencoba menerima kenyataan itu. Dan akhirnya Xiao Tao menikah dengan Li Guang, di usia nya yang ke 35 tahun ini.
Pada malam pertama, Xiao Tao lupa dia sudah ke berapa kalinya bertanya pada Li Guang : Kenapa kamu mencintaiku?, dan Li Guang hanya tersenyum lembut menjawab : Tidak butuh alasan untuk cinta.
Malam ini, Xiao Tao berbaring dengan bahagia pada dada Li Guang, dia terharu hingga menitikkan air mata, teringat bahwa inilah rasanya dicintai.
Setelah menikah, Li Guang sangat menuruti Xiao Tao, benar-benar pria idaman masa kini. Pada masa-masa yang indah ini, wajah biasa Xiao Tao menjadi semakin cantik dan terlihat semakin muda.
Setahun kemudian, mereka dikaruniai buah hati, Xiao Tao melahirkan seorang putra yang tampan. Kehidupan bahagia mereka bertiga membuat banyak orang merasa iri, saudara dan teman-teman berpikir bahwa mungkin Xiao Tao melakukan banyak hal baik di masa lalu, sehingga ia mendapat kebahagiaan di hidup sekarang ini, menikah dengan suami yang baik. Xiao Tao pun merasa demikian, suaminya adalah hadiah terindah dari Tuhan.
Beberapa tahun kemudian, putra mereka sudah menjadi dewasa. Dalam beberapa tahun ini, Li Guang meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Selain meninggal harta warisan yang besar jumlahnya untuk Xiao Tao dan putranya, ia juga meninggalkan surat yang telah ditulisnya beberapa tahun yang lalu, yang harusnya hendak diberikan pada Xiao Tao.
Surat ini disimpan dalam sebuah kotak kayu cendana, kotak yang diambilnya dari kotak deposit di bank. Setelah dibuka, aroma kental kayu cendana langsung tercium. Setelah selesai membaca surat peninggalan ini, ia akhirnya mengerti rahasia apa yang tersimpan dalam hati almarhum suaminya itu : "Tahun itu ada segerombolan anak-anak yang sedang bermain petak umpet, tiba-tiba ada 1 anak laki yang tidak sengaja menggoreskan batang daun ke wajah seorang anak perempuan…dan sejak itu di wajah gadis kecil ini ada segores bekas luka yang tidak bisa hilang. Sama halnya, di hati anak laki itu tersimpan segores luka yang tak bisa hilang pula." Xiao Tao langsung menangis sejadi-jadinya setelah membaca surat cinta ini…
Waktu terus berjalan, beberapa tahun terlewati lagi, Xiao Tao telah bertambah semakin tua dan lemah, urusan dagangan diserahkan ke putranya. Sayangnya putranya sangat mengecewakan, tiap hari kerjaannya makan-main-minum, sehingga mengakibatkan mereka bangkrut dan berhutang sana sini. Putranya meminta Xiao Tao untuk memberikan kotak cendana itu padanya. Ia menganggap bahwa benda peninggalan ayah untuk ibunya itu pasti barang yang sangat berharga.
Setelah dibuka.. ia diam seribu bahasa.. tidak ada benda berharga seperti yang diharapkannya, yang ada hanyalah "surat spesial" dari ayah untuk ibu.
Tangan putranya bergetar sangat memegang surat itu, Xiao Tao sambil menghela nafas berkata : "Nak, yang terpenting dan paling berharga di dunia ini bukanlah kekayaan, melainkan karakter seseorang. Baiklah kamu menjadi seperti ayahmu, hidup sebagai seorang pria sejati."
Sobat Cerpen, mimin terharu sewaktu membaca kisah ini. Sedih ya rasanya.. Kita harus menghargai setiap detik kebersamaan dengan orang yang kita kasihi. Dan baiklah kita menjaga dan menaikkan nilai karakter kita, supaya bisa menjadi seseorang seperti Li Guang.
sumber : cerpen.co.id
Ada Bekas Luka di Wajahnya, Tapi Dia Dikejar Bertahun-Tahun Oleh Pria Tampan, Setelah Pria Itu Meninggal, Ia Meninggalkan Warisan dan Ternyata...
4/
5
Oleh
Unknown