BacaIntisari - Masalah percintaan memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Keduanya memang telah diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Tinggal lagi, kita harus mengikuti aturan-aturan-Nya yang telah ditetapkan untuk mendapatkan cinta hakiki, hingga berujung kebahagiaan.
Ketika cinta yang bertaburan dengan bunga iman kepada Allah maka cinta adalah pengikat antara manusia dengan Tuhannya, sehingga akan menjadikannya semakin ikhlas beribadah.
Sebaliknya, cinta pun dapat berubah menjadi prahara dan kebinasaan, jika hawa nafsu syawat yang melatarbelakanginya.
Mungkin kisah Lani (bukan nama sebenarnya) yang dikutip dari ceritacurhat.com berikut ini, akan menjadi pembelajaran berharga bagi muda-mudi yang kini dimabuk cinta.
Namaku Lani aku berasal dari daerah Lampung. Aku punya masa lalu yang pahit di masa remajaku dulu dan berikut ini kisahku.
Sejak SMP aku tidak pernah punya pacar, bukan karna tidak ada yang mau menjadi pacarku tapi karna memang ibu melarangku berpacaran.
Alasannya aku masih terlalu dini untuk tahu hal-hal seperti itu.
Ibu selalu bilang tugasku adalah sekolah dan belajar.
Singkat cerita aku sudah lulus SMP dan melanjutkan sekolah di kota.
Karna rumah dan sekolahku yang sekarang jaraknya cukup jauh yaitu 2 jam perjalanan maka aku memutuskan untuk ngekos.
Dan sejak kost itulah aku mulai mengenal yang namanya pacaran.
Awalnya aku pacaran dengan tetangga kost ku.
Dia anak Bali, saat itu aku kelas 1 SMK dan dia kelas 2 SMA.
Tapi hubungan kami hanya sebatas cinta monyet saja. Dan semuanya berjalan wajar seperti pacaran anak remaja pada umumnya.
Cinta Pertama
Beberapa bulan setelah itu kami putus karna diam-diam aku tahu dia juga berpacaran dengan teman satu kosan ku yang lain yang juga satu sekolah denganku.
Selang beberapa bulan aku kenalan dengan cowok yang bernama Almu.
Waktu itu dia datang bersama temanku kekosan.
Almu sangat tampan, badannya tinggi, putih, dan bibirnya merah. Dia adalah cowok tertampan yang pernah aku kenal.
Hari-hari berikutnya Almu sering datang kekosanku tapi tidak lagi dengan temanku, dia datang sendiri.
Kedatangannya yang semakin sering membuat hubungan kami semakin dekat dan akhirnya kami jadian. Aku sangat mencintainya.
Aku pernah mengajaknya pulang ke kampungku saat libur sekolah dan orang tuaku yang biasanya marah kini sebaliknya sangat setuju.
Bahkan Almu sempat menginap di kampungku beberapa hari.
Aku merasa nyaman dan senang bersama Almu.
Satu hal yang aku suka dari dia, dia tidak pernah berbuat macam-macam terhadapku.
Dia bahkan pernah kutantang untuk meniduriku tapi dia menjawab, "Kalau dede jodoh kakak, kelak semuanya pasti jadi milik kaka."
Dari situ aku merasa semakin mencintainya dan tak ingin berpisah dan kehilangan dia untuk selama-lamanya.
Tapi karna saat itu dia kelas 3 SMK dan aku sudah kelas 2 maka mau tak mau kita harus berpisah.
Rasanya sedih banget kehilangan orang yang benar-benar aku cintai yang aku rasa dialah cinta pertamaku.
Sebelum pergi dia telah berjanji padaku akan tetap setia.
Dia akan bekerja di Jakarta dan berjanji kelak jika dia sudah berhasil dan aku sudah siap dia akan kembali padaku.
Beberapa bulan sudah berlalu dan saat ini dia sudah berada di Jakarta.
Aku terus menunggu kabar dari dia tapi sepertinya Jakarta sudah merubahnya dan dia melupakanku.
Lama aku menunggu kabar darinya tapi masih juga hampa.
Berpisah
Rasa jenuh dan sepi membuat aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengan laki-laki lain, Reji namanya.
Dia anak kuliah. Reji memang tak setampan Almu tapi dia mampu menciptakan hari-hari penuh warna dan yang aku tahu Reji adalah lelaki baik-baik.
Singkat cerita aku diajak pergi ke kosannya.
Awalnya aku tidak merasa takut karna aku tidak sendiri.
Disana ada teman-teman satu sekolah denganku. Rupanya dia bikin acara ngumpul bareng.
Sesaat dia menyuruhku masuk ke dalam rumah kost yang berpetak kecil itu.
Aku pun menurut, di sana aku dikenalkan dengan adeknya, Reja namanya.
Setelah berkenalan aku melihat Reja keluar rumah entah dia pergi kemana.
Dan teman-temanku yang lain ada diluar. Kini hanya ada aku dan Reji di dalam kamar.
Aku bingung harus ngapain, Reji datang menghampiriku dan menyuguhkan teh hangat.
Maklumlah malam itu cuaca mendung jadi cukup dingin.
Reji duduk di sampingku dan betapa terkejutnya aku ketika tiba-tiba Reji meraih tubuhku, men*i*m bibirku dan m*r*m*s buah dadaku.
Aku sungguh ketakutan tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.
Karna memang dia punya tenaga yang jauh lebih kuat untuk memegang tanganku yang mencoba menepis tangannya yang terus m*r*m*s buah dadaku.
Tapi aku bersyukur karna dia tidak melakukan hal yang lebih parah dari itu.
Sejak peristiwa itu kami putus. Aku tidak ingin masa depanku terkoyak karna Reji, lagi pula di dalam hati aku masih memikirkan Almu.
Bertemu Setelah Berpisah Lama
Tak terasa setahun sudah berlalu dan kini aku lulus SMK karna tak ada biaya untuk lanjut kuliah aku memutuskan untuk bekerja di Jakarta, berharap dapat bertemu Almu, lelaki yang sangat aku cintai dan aku rindukan.
Tanpa sengaja saat itu aku sedang buka-buka facebook dan ada satu permintaan pertemanan.
Betapa terkejutnya karna orang itu adalah Almu... ya... Almu yang aku cari.
Almu yang selama ini hilang dari hidupku yang sangat aku rindukan.
Kami pun bertukar nomor dan dia menjelaskan semuanya, menjelaskan mengapa dia tak pernah menghubungiku, dan aku memahaminya.
Kami pun melanjutkan hubungan kami yang sempat terputus cukup lama.
Sejak saat itu aku merasa kembali ke jaman putih abu-abu.
Aku sangat bahagia karna aku merasa hubungan kita sudah cukup serius maka aku menuntutnya untuk melamarku.
Tapi dengan berbagai macam alasan dia menolak. Aku tetap sabar dan menunggu.
Satu yang mengejutkan buat aku saat itu tanpa sengaja aku membuka akun fb nya dan disitu tertulis dengan jelas status hubungannya.
Dia telah bertunangan dengan orang lain. Dengan gadis Jakarta yang pastinya memiliki segalanya yang lebih dari aku, baik materi maupun fisik.
Disana aku juga melihat foto-foto mesra mereka. Ya Allah rasanya begitu menyakitkan.
Orang yang sangat aku cintai diam-diam telah bertunangan dengan orang lain. Parahnya lagi kekasihku itu tidak jujur padaku.
Setelah menutup aplikasi itu aku segera menelpon Almu dan dengan sangat tenang dia menjawab;
"Maaf de, kaka memang sudah bertunangan. Kaka hanya ga ingin nyakitin dede makanya kaka gak berani untuk jujur".
Aku menutup telpon dan menangis sejadi-jadinya. Ya Allah kenapa orang yang sangat aku cintai tega melakukan ini padaku.
Sekian lama aku menunggunya dan kini aku menemukannya tapi dia hanya datang dan memberi luka.
Aku benar-benar terpuruk, tidak cukup satu bulan aku menyembuhkan luka karnanya.
Sejak saat itu aku tak mau lagi dekat dengan yang namanya laki-laki.
Beberapa orang mendekatiku tapi aku terus menolak dan akhirnya mereka pun menyerah.
Tapi tidak dengan lelaki yang satu ini, sebut saja dia Upin.
Dia salah satu cowok yang menyatakan perasaannya saat aku sedang terpuruk sakit.
Cinta yang Salah
Aku menolaknya tapi dia tak pernah menyerah. Dia terus memberiku semangat karna emosiku pikiran buruk pun datang.
Aku terus menerima telponnya tapi bukan untuk membahas perasaan kami melainkan hanya untuk marah marah meluapkan emosiku karna kesal dengan nasibku.
Dia sangat sabar dan aku mulai luluh. Dua tahun kami berhubungan lewat telpon saling berkirim foto dan sms an.
Semakin lama aku semakin nyaman. Dia sangat baik...sabar... perhatian.
Beda dengan Almu. Sosok Almu pelan-pelan mulai sedikit luntur dari hidupku.
Semakin lama hubungan kami yang hanya lewat telpon itu semakin dekat dan kami pun memutuskan untuk ketemuan.
Pertemuan pertama di rumah sakit Abdul Moeluk Bandar Lampung.
Saat itu saudaranya dirawat di sana. Aku pun datang kesana dan menemuinya.
Kami memang sudah merasa sangat dekat sehingga pertemuan pertama kami pun rasanya sudah tidak asing lagi.
Aku dikenalkan dengan keluarganya dan keluarganya menerimaku dengan amat sangat baik.
Selang beberapa hari setelah pertemuan itu, dia datang ke rumahku.
Tepatnya saat hari raya Idul Fitri tapi ibu ku tidak setuju.
Dia masih terus berharap aku bisa kembali bersama Almu yang jelas-jelas sudah bertunangan dengan orang lain.
Karna ibu selalu mengharapkan Almu aku pun memutuskan pergi bersama Upin.
Diam-diam setelah Idul Fitri aku pergi ke kampungnya di Rumbia.
Keluargaku tidak tahu, mereka hanya tahu aku kerja di salah satu pabrik di Jakarta.
Dua hari aku menginap di rumah Upin. Esok paginya aku diantar ke Batasena untuk kerja di sana.
Aku tinggal dikontrakan bersama temen Upin yang juga kerja di sana. Upin selalu mengunjungiku seminggu sekali.
Dikontrakanku semua bebas, sehingga peristiwa itu pun terjadi, sejak aku memutuskan tinggal bersama dia dan siap meninggalkan keluargaku, keluarganya semakin baik.
Diapun semakin sayang padaku. Kami pun sudah seperti suami istri yang artinya dia selalu datang memberiku uang untuk biaya makan dan bayar kontrakan sampai aku menerima gaji.
Gadis Tapi Bukan Perawan lagi
Dia berjanji akan menikahiku setelah kakaknya lulus kuliah.
Dan karna janji-janji manisnya itu kami pun melakukan hubungan suami istri. Selang 3 minggu aku tes pek dan hasilnya positif.
Aku hamil, aku segera memberi kabar gembira itu padanya. Tapi apa yang dia bilang;
"Maaf kamu gak mungkin hamil. Mungkin itu bukan cuma anakku. Tapi juga anak dari laki-laki lain."
Aku terkejut dengan pernyataannya, aku menangis dan menjelaskan semuanya tapi entah apa yang membuat dia tidak percaya padaku.
Usut punya usut, teman-teman satu kontrakanku melaporkan padanya bahwa aku tidur dengan laki-laki lain.
Padahal aku tidak pernah melakukan itu, bahkan pernah suatu malam hari salah seorang sahabat Upin mencoba menggauliku tapi aku menepisnya karna memang aku hanya mencintai Upin.
oal hal itu aku juga gak berani cerita ke dia. Aku takut dia tidak percaya.
Kini dia tak pernah datang ke kontrakanku lagi dan naasnya lagi aku kehilangan bayiku.
Ya... aku keguguran. Aku menelponnya berharap dia mau datang.
Dia memang datang untuk menemuiku dan mengambil gumpalan darah yang kata orang itu adalah calon bayiku untuk dibawa pulang kerumah orang tuanya dan dikubur.
Orang tuanya sudah tahu semua hal ini tapi entah mengapa mereka tak menuntut Upin untuk bertanggung jawab.
Upin memutuskan untuk pergi ke Kalimantan dan orang tuanya bilang Upin pasti datang.
Upin juga bilang dia akan datang jika dia sudah berhasil. Tapi faktanya nihil, dia tak pernah datang padaku.
Dan aku kembali kepelukan orang tuaku dalam keadaan kotor dan hina.
Aku menyembunyikan semua kejadian yang menimpaku, mengatakan kepada orang tuaku kalau aku baik-baik saja.
Sampai detik ini orang tuaku tak juga tau bahwa aku adalah seorang GADIS BUKAN PERAWAN.
sumber : ceritacurhat.com | tribunsalam.blogspot.co.id
SMP Dilarang Pacaran, Kisah Cinta Lani Berubah saat SMA : Aku Seorang Gadis Tapi Bukan Perawan
4/
5
Oleh
Unknown